27

31.3K 4K 347
                                    

Sekarang adalah hari yang ditunggu-tunggu oleh semua murid. Hari ini adalah hari dimana para murid akan bertanding antar sekolah, tetapi berbeda dengan SMA Cendana dan SMA Mawar. Sekolah mereka mengikuti lomba yang bekerja sama jadi disini tidak ada istilah rival lagi tapi pertemanan.

Kali ini perlombaannya tempatnya diadakan di SMA Mawar. Lino sedikit tidak sabar melihat lingkungan sekolah juga siswi SMA Mawar.

Sekarang ia sudah menggunakan seragam khusus yang kedua sekolah buat untuk perlombaan kali ini. Awalnya ia menolak dengan alasan membuang-buang uang, tetapi malah terkena semburan dari Ravy juga Adya. Saat memikirkan ia mendengus kesal jika kedua lelaki itu dipertemukan selalu bertengkar, tetapi selalu kompak jika memiliki pemikiran yang sama.

Seragam khusus itu melambangkan arti kekuatan dan kerjasama. Mereka kali ini menunjukkan kerjasama dalam satu tujuan tanpa adanya perwakilan sekolah. Kali ini mereka sudah berencana memborong semua hadiah baik dari akademik maupun non-akademik.

Lino menatap cermin dengan merapikan rambutnya. Ia yang terlalu asyik bercermin sampai tidak sadar ada seseorang yang menatapnya dengan kesal.

"Cepat! Muka Lo nggak bakalan hilang!" seru Ziel dengan menatap tajam.

Lino yang melihat itu cengengesan karena tidak biasanya Ziel memperlihatkan ekspresi marahnya itupun terakhir kali saat menghentikan pertengkarannya dengan gadis kaki seribu. Ia segera berangkat hanya dengan membawa ponsel karena hari ini adalah perlombaan sudah dipastikan tidak ada yang namanya pembelajaran.

Saat sampai disekolahan ia melihat beberapa murid disekolah seberang mereka. Ia juga melihat murid SMA Cendana yang tampak antusias dengan pertandingan kali ini.

"No! Lo lama banget sih elah!" seru Adya dengan berdecak kesal.

Lino berjalan kemudian merangkul tubuh lelaki itu dengan cengengesan berkata, "Sorry, tadi gue lagi mengagumi makhluk indah ciptaan Tuhan."

Ravy yang mendengar itu seketika antusias dan ikut merangkul pundak Lino. Adya yang melihat hanya berwajah masam sejak kapan lelaki itu akrab dengan sahabatnya.

"Kenalin dong siapa makhluk indah itu," ucap Ravy dengan tersenyum berseri-seri.

"Lo yakin?" tanya Lino dengan mengangkat alisnya.

"Yakinlah! Siapa juga nggak mau disodori makhluk indah ciptaan Tuhan," sahut Ravy dengan tersenyum lebar.

"Itu ..."

"Makhluk yang kalian maksud itu Lino sendiri," beber Ziel dengan memutar matanya.

Ravy dan Adya yang merasa dibohongi segera memukuli tubuh lelaki itu. Lino yang merasa sakit segera kabur berlindung dibalik tubuh Arsen.

"Sen! Sen! Lindungi gue woy! Mereka mau kdrt gue!" seru Lino dengan mencengkeram erat pundak Arse.

Arsen tetap bergeming tapi siapa yang tahu bahwa tatapannya berubah menjadi tajam. Ravy dan Adya yang melihat itu segera menciut dan berlindung dibalik tubuh Ziel.

"Berangkat," ucap Arsen dengan tenang.

***

Saat sampai di SMA Mawar mereka diperiksa oleh panitia yang bertugas menjaga ketertiban acara. Ini semua agar tidak ada murid yang membawa senjata tajam atau mencegah terjadi penyerangan walaupun seperti itu hal yang tidak memungkinkan.

"Nggak perlu diperpanjang mereka itu partner kita terutama Lino yang pernah bersekolah disini."

Setelah itu mereka masuk kedalam sekolah dengan keadaan tenang. Ia menatap sekeliling dengan tatapan tidak percaya. Sekarang rasanya kenapa sekolahnya dulu lebih mewah dibandingkan SMA Cendana.

"Bonyok Lo donatur," celetuk Arsen yang berada disamping Lino.

"Benarkah? Lalu kenapa SMA Cendana nggak semewah ini bukannya Ziel juga bersekolah di sana?" tanya Lino dengan mengangkat alisnya.

"Itu syarat Lo untuk mau belajar bisnis ingin tempat yang elegan juga tenang. Lalu Ziel karena dia tidak ingin berkecimpung di dunia bisnis. Ziel lebih suka menjadi dokter bedah," papar Arsen dengan muka datar.

"Hahaha! Yang bener Lo! Ziel mau jadi dokter bedah?! Bukannya operasi dengan tenang pasien malah takut lihat wajah dia," seru Lino dengan tertawa terbahak-bahak.

Ziel yang mendengar itu mendengus kesal berkata, "Gue suka dan melakukannya tanpa terpaksa."

"Heh! Lo kira gue nggak suka jadi CEO! Gue bantai juga nanti rumah sakit Lo! Gue mah terima banget karena CEO punya banyak uang! Because this world needs money," gerutu Lino setelah itu pergi meninggalkan mereka.

"Yah! Ziel adik Lo merajuk itu!" seru Adya dengan mengejar Lino.

***

Sekarang mereka berada di lapangan lebih tepatnya seperti aula. Ia cukup takjub seumur hidupnya tidak pernah melihat sekolah yang seperti ini. Dulu ia hanya bersekolah negeri jadi tidak pernah merasakan fasilitas sekolah swasta.

"Selamat datang semua bagi para tamu juga murid yang mengikuti lomba. Kali ini seperti biasa kita akan mengadakan cerdas cermat mata pelajaran kimia. Sebelum memulai lomba para murid diharapkan memperkenalkan diri."

Murid-murid yang mengikuti lomba itu segera memperkenalkan dirinya masing-masing. Sekarang adalah giliran Arsen dkk untuk memperkenalkan diri.

"Ravyan Aditama dari perwakilan Endma," ucap Ravy dengan muka datar.

Endma diambil dari singkatan sekolah SMA Cendana dan SMA Mawar. End yang berarti akhir, mereka menginginkan perwakilan mengakhiri pertandingan ini dengan memborong semua perlombaan.

"HEH! RAVY NGGAK USAH SOK JAIM, DEH! BIASANYA CEROCOS SAMA SINIS MULU!" teriak Lino dengan menunjuk wajah Ravy.

Semua murid SMA Cendana dan SMA Mawar yang mendengar itu seketika meringis malu. Mereka tidak menyangka semenjak amnesia rasanya lelaki itu makin tambah gila.

"Anjing ..."

"Nah! Baru gue bilang! Lo mau kasar sama gue bukan!" seru Lino dengan bersedekap dada.

Lino tidak peduli murid dari sekolah lain menganggapnya gila yang penting bisa menghilangkan rasa kesalnya. Ia tidak peduli jika dianggap orang pendendam setidaknya rasa kesalnya menghilang.

"Ehem! Dilan Aziel Maheswari dari perwakilan Endma," ucap Ziel dengan muka datar.

"Heh! Bang nggak perlu datar-datar kali! Malam tadi siapa yang ngajak nonton film tahunya genre horor. Lalu karena takut malah diam-diam tidur dikamar adik ganteng Lo ini," seru Lino dengan tersenyum lebar seolah tidak ada rasa bersalah.

Semua murid seketika tertawa terbahak-bahak mendengar kabar yang tidak mereka ketahui. Mereka hanya pernah mendengar jika Ziel itu cowok gagah yang sangat dingin. Namun, apa yang mereka dengar sekarang.

"Arsenio Xabier Alexander perwakilan Endma," ucap Arsen dengan berjalan menuju Lino.

"Arsen Lo itu ..."

Arsen merangkul pinggang Lino dengan mencubit pelan pipi lelaki itu yang menyebabkan murid-murid berteriak histeris. Lino juga tidak berkeinginan menolak perlakuan dari Arsen.

"Gue apa?" tanya Arsen dengan tersenyum tipis.

"Lo kok ganteng, hehe. Tapi tetap ganteng gue," ucap Lino dengan cengengesan.

Arsen yang mendengar itu hanya menggelengkan kepalanya kecil. Kemudian lelaki itu mengacak pelan rambut Lino.

Mita yang melihat itu mengangkat alisnya. Sebenarnya dia baru datang saat Lino berteriak-teriak meledek Ravy. Namun, hal membuatnya heran yaitu apa hubungan dari kedua lelaki itu. Ia tidak sebodoh itu untuk tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh Arsen.

"Gue harus bertindak," gumam Mita.

***

Jangan lupa vote dan komen :v
Aw! Rambut Lino yang diacak kok hati author yang ikut geregetan😭
Lanjut!

Selamat Hari Sumpah Pemuda yang ke-93!

Ardian S2 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang