16

9.2K 1K 98
                                    

Akhirnya Arsen tidak bisa lagi menahan dan ambruk di depan tubuh Lino. Suara desahan dari Arsen mulai keluar dan cukup keras.

Di tambah mata Arsen yang tampak berkaca-kaca. Lino yang melihat hanya berdecak kagum karena baru pertama kali melihat Arsen seperti itu.

"Eunghh ... Lino ..."

"Wah, kamu seksi kali. Jadi pengen masukin tapi bokong aku masih sakit. Sayang banget, ya?" ucap Lino dengan tersenyum cerah.

Air mata Arsen sudah keluar. Dari tadi cukup lama menahan desahan akhirnya bisa melepaskan suaranya juga.

Lino melotot tajam melihat tindakan yang di ambil oleh Arsen. Lelaki itu melepaskan celananya lalu menungging di depannya.

"Lino cabut ..."

"Oh, hah? Eh, iya!" seru Lino dengan tertawa canggung.

Awalnya ia ingin memberi hukuman kepada lelaki itu. Namun, kenapa justru dirinya yang terjebak dalam pesona lelaki itu.

Ia yang melihat jadinya ingin bermain-main dengan tubuh Arsen. Namun, sayangnya tidak bisa.

Lino juga mulai mengeluarkan senjata dari sarangnya. Ia menatap vibrator yang terlihat bergetar dengan cepat.

Lino mulai melepaskan celananya lalu terpampang senjatanya. Ia mulai menarik mundur benda itu dari lubang Arsen membuat lelaki itu memekik kaget.

"Ahh ... Lino ..."

"Hmm," ucap Lino yang mencoba menahan desahan.

Lino melakukan ke duanya dengan cepat. Lelaki itu juga mulai menutup matanya untuk menikah alunan suara indah dari Arsen.

"Suara kamu indah," bisik Lino dengan menarik tengkuk Arsen agar bisa menatap wajahnya.

"Eunghh," desah Arsen dengan menggigit bibirnya.

Mereka melakukannya cukup lama. Lino juga tidak memperdulikan perkataan Arsen yang memintanya untuk berhenti hingga pada akhirnya dirinya merasakan kepuasan.

Crot!

"Ahh ... capek," desah Arsen dengan wajah memerah.

Lino hanya tertawa kecil dengan mencabut benda laknat dari tubuh Arsen. Ia mulai mengecup kening Arsen lalu tersenyum lebar.

"Maaf dan aku ..."

"Cinta kamu," sela Arsen dengan tersenyum lebar. Lino yang mendengar hanya tertawa terbahak-bahak.

"Mulai sekarang kamu jauh-jauh dari cowok yang chat itu. Apa nggak sadar dia itu suka sama kamu?" ucap Lino dengan mengangkat alisnya.

"Hmm, tapi kamu juga harus jauh-jauh dari Stela," ucap Arsen dengan muka datar.

Lino mengerutkan keningnya menandakan rasa tidak suka. "Stela itu cuman temen dan aku nggak bisa jauh dari dia. Tapi ... kalau sebatas jaga jarak aku bisa."

"Dia juga teman ekskul aku ..."

Lino sontak cemberut dengan memeluk tubuh Arsen. "Ish, tuh kan padahal aku nggak pengen dia miliki kamu. Dia itu sok kecantikan padahal cowok! Matanya sok imut padahal bikin jijik! Lalu suka ngomong polos padahal licik. Nggak like aku, tuh!"

Arsen yang mendengar seketika tertawa kecil. Ia merasa gemas melihat sifat Lino yang cemburu kepada dirinya.

"Iya ... aku itu cuman milik kamu," ucap Arsen dengan mengelus rambut Lino.

"Sekarang kita pakai celana dulu," lanjut Arsen dengan tersenyum manis.

Lino yang mendengar hanya tersenyum manis. "Kamu cerewet sama manja sama aku aja, ya. Jangan di liatin ke orang lain.

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now