38

27.8K 3.1K 139
                                    

Kini Lino dan Adya sedang berada di atas pohon rambutan. Kalian jangan tanya alasan mereka di atas pohon apalagi jika bukan guru pengajarnya tidak masuk. Nicho jangan tanya orang rajin kayak dia mana mau diajak keluar sebelum bel istirahat berbunyi.

"Manis banget nih rambutan," celetuk Lino dengan menikmati buah kesukaannya.

"Hooh! Bila dijual mahal, nih!" sahut Adya yang juga terlihat menikmati buah rambutan.

Lino memutar matanya berkata, "Lo udah kayak Mail aja."

Lino dan Adya masih menikmati indahnya surgawi bahkan kulit rambutan mulai berserakan dibawah. Mereka akan turun jika keadaan sedikit aman sehingga tidak ketahuan oleh para guru.

Saat melihat kearah lapangan yang sudah ada kelas XI IPA 1 dan X IPA 1. Dari kejauhan ia dapat melihat Arsen dkk yang sedang berlari kecil. Ia meringis kecil seketika saat tersadar akan keadaan bokong Arsen, pasti sangat perih untuk dibawa berlari walaupun sudah 1 hari berlalu. Dulu saja dirinya harus menahan sakit selama beberapa hari.

Lino melihat pemandangan para kakak kelas dan seangkatannya berlari seolah film yang layak untuk ditonton. Ia semakin antusias saat melihat mereka bermain basket ternyata Arsen dkk cukup jago dalam bermain basket.

Namun, rasa antusiasnya berubah menjadi rasa kesal. Dari kejauhan ia melihat Gina yang memberikan minuman kepada pacarnya. Ia mendengus kesal lalu melompat kebawah diikuti oleh Adya.

"Adya, apa Lo siap untuk membasmi kuman?" tanya Lino dengan merenggangkan tangannya.

"Siap, dong! Kita lihat apa dia punya keberanian lebih," sahut Adya dengan merenggangkan ototnya.

Lino berjalan dengan muka datar murid-murid lain memberi jalan untuk kedua orang itu. Ia menyeringai saat melihat Gina yang terus saja mendekati pacarnya.

Lino menepuk pundak gadis itu. Namun, ia terkejut gadis itu hampir saja menyerangnya tapi ia sempat untuk menghindar. Lino yang melihat itu segera bertepuk tangan dengan menyeringai kecil.

"Bagus! Ternyata Lo bisa bela diri mana refleksnya bagus," celetuk Lino yang masih bertepuk tangan.

"Itu ... aku belajar bela diri saat diminta kalian dulu," ucap Gina dengan menundukkan wajahnya.

"Heh, bagus kalau gitu jadi Lo nggak perlu lagi bukan perlindungan dari pacar gue sama teman-temannya," ucap Lino dengan merangkul pundak Arsen.

Arsen yang melihat itu seketika gemas dan mengacak rambut Lino. Ia menyukai disaat Lino cemburu dan posesif kepada dirinya.

"Tapi aku ... cuman mau dekat dengan kalian," ungkap Gina dengan menundukkan wajahnya.

"Maaf Gina sebaiknya Lo cari teman cewek. Gue bukannya menolak Lo berteman sama kita-kita tapi gue takutnya Lo nggak punya teman cewek. Jadi biasakan untuk cari teman cewek dan sekarang gue juga punya pacar posesif jadi gue harap kita jangan terlalu dekat," ucap Arsen dengan muka datar.

"Kalau mau berteman Lo boleh dekat gue sama yang lain tapi nggak dengan Arsen udah punya maung dia mah," ucap Ravy dengan bersedekap dada.

Tiba-tiba Gina memeluk erat lengan Arsen membuat semua orang terkejut. Arsen segera mendorong tubuh Gina tapi entah kenapa lebih lengket dari Mita dulu.

Lino mengepalkan tangannya lalu menarik tangan Gina dan terlepas dalam satu tarikan. Ia menatap Gina dengan beringas tidak peduli yang didepannya adalah cewek namanya pelakor harus tetap dibasmi.

"Lo itu, ya! Gue diam bukan berarti bisa seenak jidat memeluk tubuh Arsen 1 cm pun!" geram Lino dengan mencengkeram keras lengan gadis itu.

"Cih, lonte kayak dia itu nggak bisa dibiarin hidup dengan tenang Lino," celetuk Adya dengan menarik rambut gadis itu sehingga membuatnya memekik keras.

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now