38

6.5K 717 183
                                    

Lino menghela napas lega karena bisa menikmati hiburan di negeri ginseng. Ia menatap teman-temannya yang asyik makan dengan berbincang.

"Oh, iya! Gimana kalau kita ke Lotte World? Katanya itu tempat hiburan paling populer bahkan para idol Kpop juga banyak yang dapat ke sana," saran Vano dengan menunjukkan ponselnya.

Wajah Lino seketika menjadi masam. Ia menatap wajah Arsen yang terlihat santai bahkan lega.

"Liat aja tuh kunyuk gue pites satu-satu!" batin Lino dengan muka masam.

Arsen menatap ke samping dengan menahan tawanya. Ia mengetahui jika lelaki itu ingin buru-buru pulang karena ada sesuatu yang ingin di lakukan.

"Gue capek mau pulang," ucap Lino dengan memainkan ponselnya.

"Lo pulang aja tapi Arsen ikut kami, ya? Untuk kali ini kami pakai uang sendiri," ledek Adya dengan tertawa puas.

Lino justru menatap tajam mereka. Akhirnya ia memilih ikut daripada tinggal sendirian di rumah walaupun itu hal yang biasa baginya.

"Gue ikut tapi kalian bayar masing-masing! Enak aja lo bawa tunangan gue!" gerutu Lino dengan mendengus kesal.

Arsen hanya tersenyum tipis dengan mengacak rambut Lino. Ia mulai merengkuh pinggang Lino agar dekat dengannya.

"Kamu mau, hmm?" tanya Arsen dengan menatap wajah Lino.

Lino hanya diam tanpa sadar tangannya agar gemetaran. Mendapatkan bisikan dari lelaki itu membuatnya agak malu.

"Ayo pergi nanti terlalu malam! Gue besok udah mau tanding," ucap Lino dengan beranjak pergi.

Lino kembali memesan taksi online dengan wajah memerah. Angin malam mengenai wajahnya sehingga membuat wajah Lino makin merah.

"Kamu kedinginan?" tanya Arsen tapi tangannya mulai meletakkan jaket ke tubuh Lino.

Lino menatap wajah Arsen dengan tersenyum manis. Arsen mengelus ke dua tangannya lalu meletakkan ke pipi lelaki itu.

"Jangan sampai sakit," ucap Arsen dengan mengacak rambut Lino.

"Hoho, masih banyak orang ini, loh!" ledek Adya dengan tertawa terbahak-bahak.

"Dih, iri aja jomblo! Makanya kalau punya doi itu di kejar jangan sok gengsi. Nanti doi punya pasangan situ jadi orang sok tersakiti padahal berjuang aja kagak," cibir Lino dengan memicingkan matanya.

Adya yang mendengar seketika menggerutu. Mungkin lelaki itu tampak berpikir mengapa Lino menjadi orang yang suka bicara sarkasme.

Lino tersenyum melihat taksi yang sudah datang. Ia memang sengaja memesan 2 taksi untuk mereka.

"Ayo pergi dan selamat bersenang-senang Lino," batin Lino dengan tersenyum tipis walaupun masih agak kesal.

***

Mereka sudah memesan tiket masuk ke dalam Lotte World. Saat di dalam mereka di sambut tarian dan lainnya.

Mereka berjalan menuju tempat deretan bando yang memiliki berbagai macam bentuk. Lino memilih bando berbentuk kucing kecil di atas kepalanya.

Ia menatap teman-temannya dan Arsen yang tampak memilih. Ia hanya tertawa melihat bando pilihan teman-temannya itu.

"Anjir! Imut banget lo pada saking imut gue mau muntah ..."

"Eh, jangan di copot gue cuman bercanda! Ayo lanjut!" seru Lino dengan tersenyum lebar.

Mereka berjalan dengan menatap beberapa orang yang berteriak histeris. Mereka hanya diam untuk menunggu antrean yang ternyata cukup banyak.

Pertama kali mereka memilih permainan viking. Lino hanya berdecak kagum melihat permainan itu menembus langit.

Arsen yang melihat hanya bisa meringis kecil. Kemungkinan besar lelaki itu sedang memikirkan nasibnya ke depan.

"Eh, iya. Kamu mau ikut atau tinggal?" tanya Lino dengan raut wajah khawatir.

"Aku ikut yang ini aja," jawab Arsen seadanya.

Setelah cukup lama mengantre akhirnya giliran mereka tiba. Lino memilih tempat yang tidak tinggi untuk menemani Arsen.

Saat permainan di mulai mereka mulai mengangkat tangannya. Lino juga mulai berteriak dengan tersenyum lebar.

Arsen hanya bisa menutup mata dengan memegang erat tangan Lino. Lelaki itu justru membawa Arsen ke dalam pelukan.

"Aaaaah! Ini menakutkan!" teriak Arsen dengan memeluk erat tangan Lino.

Lino yang melihat entah mengapa ingin tertawa. Namun, ia harus menahan tawa dengan mengalihkan pandangannya.

"Aaaaah! Bangsat!" pekik Ziel dengan mata melotot.

Kali ini Lino tidak bisa menahan tawanya. Lelaki itu mulai tertawa melihat ekspresi teman-temannya yang sangat menambah puncak komedi.

Saat selesai berakhir mereka berjalan dengan sempoyongan kecuali Lino dan Ravy. Ke dua lelaki itu memang tidak takut dengan wahana apapun.

"Arghh! Nyesel gue ikut!" gerutu Ravy dengan menyeret tubuh Adya.

Sekarang mereka sudah tiba di antrean roller-coaster. Ia tersenyum tipis ternyata tidak banyak orang yang mengantre.

Akhirnya mereka dapat naik dengan cepat. Ia menatap Arsen yang mencengkeram erat tangannya.

Mereka memilih bagian belakang. Lino menatap wajah Arsen yang tampak memucat.

Saat permainan di mulai belum seberapa Arsen dan yang lain mulai berteriak histeris. Lino yang berada di samping seketika hanya menutup kupingnya.

Namun, tidak lama ia menyeringai kecil. Saat kereta memasuki terowongan Lino menatap wajah Arsen.

Lelaki itu mulai menarik tengkuk Arsen. Kemudian mulai melakukan ciuman panas membuat Arsen terkejut bahkan rasa takutnya menjadi hilang terganti menjadi gugup.

Arsen mulai membiarkan Lino mengobrak-abrik isi mulutnya. Ia menutup matanya dengan meletakkan tangannya di leher lelaki itu.

Ia tertegun saat sebuah tangan mulai masuk ke dalam kemejanya. Ia juga harus bisa menahan saat mulut lelaki itu mulai menghisap putingnya.

Ia mulai mendorong tubuh lelaki itu saat mereka berada di ujung terowongan. Ia menundukkan wajahnya dengan membenarkan bajunya.

Lino tersenyum melihat wajah Arsen yang tampak memerah. Ia menarik tangan Arsen menuju toilet.

"Woy, kalian mau ke mana?!"

"Toilet, Arsen mau muntah!" teriak Lino dengan menarik lelaki itu pergi.

Arsen hanya mengikuti langkah Lino. Ia juga harus menuntaskan bagian di bawah.

Saat di dalam toilet Lino mulai melepaskan celana Arsen juga miliknya. Ia menyatukan milik mereka lalu segera mengocok dengan pelan.

Arsen sontak mendesah pelan karena terkejut. Lino juga ikut menggeram dengan menutup matanya.

"Ahhh ..."

Lino mendekatkan wajahnya lalu mulai mencium bibir Arsen. Ia melakukannya agar bisa menutup suara Arsen agar tidak ketahuan.

"Ehm," desah Arsen yang tertahan karena mulutnya sedang di tutup dengan mulut lelaki itu.

Lino menghentikan ciuman dengan menatap wajah Arsen yang tampak memerah. Ia mulai membuka kancing baju Arsen lalu kembali menghisap puting Arsen berkali-kali.

"Ahh ... Lino," desah Arsen dengan menggigit bibirnya.

"Iya ... Kak?" ucap Lino dengan suara dalam.

Lino semakin mengocok milik mereka dengan cepat. Arsen mengangkat wajahnya ke atas dengan menutup mata.

Crot!

Arsen dan Lino mulai menghirup udara banyak-banyak. Lino menatap wajah seksi Arsen setelah cukup lama.

"Jilat punya aku nanti gantian agar nggak ketauan mereka," perintah Lino dengan tersenyum. Akhirnya berakhir sudah dan mereka pulang ke rumah.

***

Jangan lupa vote dan komen :)
Uwu, di toilet umum loh 🤣
Lanjut!

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now