37

6.3K 715 231
                                    

Perjalanan yang membahagiakan turut menerpa Lino dan teman-temannya. Lelaki itu mulai berjalan berkeliling tempat sewa.

"Anjir! Anjir! Gue nggak nyangka bakal jadi oppa Korea!" seru Adya dengan membuka mulutnya lebar-lebar.

"Alay banget lo! Coba liat lo malu-maluin aja!" gerutu Ravy dengan memukul kepala lelaki itu.

"Sakit, Bi!" seru Adya dengan mengelus kepalanya.

"Bi! Bi! Muka lo mirip babi!" sembur Ravy dengan menatap tajam.

Lino berlarian layaknya anak kecil. Lelaki itu juga di temani Adya dan Vano dengan berteriak.

Lino yang asyik berlarian tanpa sengaja hampir menabrak sosok gadis. Namun, sialnya ia justru terjatuh terlentang begitu saja.

"Sillyehabnida, gwaenchanh-euseyo?"

"Ne munje eobs-seubnida. Jeon gwaenchanh-ayo," ucap Lino dengan mengelus kaki dan tangannya.

"Dongnam-ain?"

"Ye, deo guchejeog-eulo indonesiaibnida. Geuleom meonjeo gabogessseubnida," pamit Lino dengan menarik tangan Arsen.

Wajahnya agak memerah karena menahan malu. Ia melakukan hal yang bodoh untuk pertama kalinya. Di tambah banyak orang yang melihat.

"Tenang Lino lo emang suka malu-maluin jadi nggak perlu di pikirin lagi," batin Lino dengan mengelus dadanya.

"Haha, lo nggak liat tadi tuh cewek kaget waktu lo nyungsep di depan tubuh dia!" seru Vano dengan tertawa terbahak-bahak.

"Demi ketek Ziel yang harum seperti limbah! Babi lo pada! Lo pada malah liatin gue tanpa bantu. Mana tuh cewek bikin gue tambah malu!" gerutu Lino dengan muka masam.

Ziel yang merasa namanya di buat seketika menatap tajam Lino. Lelaki itu memang suka membuat orang lain malu dengan caranya sendiri.

"Ayo pergi ke tempat sewa hanbok! Kali ini nggak boleh di lewati sama sekali!" seru Lino dengan tersenyum lebar.

Mereka sampai di dalam Hanok yang berisi beberapa Hanbok. Lino terlihat bersemangat memilih pakaian yang cocok dengannya.

Mereka memilih pakaian berwarna biru muda, ungu, merah, kuning muda dan merah muda. Lino hanya tertawa kecil saat menggunakan hanbok berwarna merah muda.

"Kak Arsen ... aku imut nggak?" tanya Lino dengan memajukan mulutnya.

Arsen justru memukul pelan bibirnya. Kemudian mengalihkan pandangannya.

"Dih, bilang aja kamu malu ama tunangan mu ini kan? Si ganteng mah suka tsundere. Aku cari cowok lain, nih?" goda Lino dengan mencolek dagu Arsen.

Arsen membalikkan tubuhnya. Kemudian merangkul pundak Lino agar tidak pergi dari sisinya.

Lino justru terbatuk dengan wajah memerah. Ia menepuk-nepuk lengan Arsen agar melepaskan rangkulan lelaki itu yang tampak mencekik lehernya.

"Aku ... aku nggak bisa napas!" pekik Lino dengan mendorong tubuh Arsen. Akhirnya ia bisa menghirup udara kebebasan.

Arsen seketika menjadi panik dengan mengelus leher Lino. Teman-temannya seketika hanya bisa menatap datar.

"Dasar pasangan prik!" cibir Ravy dengan menatap sinis.

Arsen dan Lino hanya bisa membuka mulutnya. Akhirnya mereka pergi menuju tempat liburan yang harus di kunjungi saat berada di Seoul, Korea Selatan.

Bangunan merah berbentuk istana kuno peninggalan Dinasti Joseon. Beberapa orang berpakaian Hanbok tampak bergembira dengan membawa kamera.

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now