31

6.4K 829 69
                                    

Lino berdiri di depan ruangan OSIS. Ia hanya bisa menahan rasa haus karena sang kekasih yang super sibuk bahkan saat berada di kelas akhir.

Ia masuk dengan langkah pelan. Ia hanya tersenyum tipis dengan menatap semuanya yang tampak sibuk.

Namun, ia hanya bisa mengelus dada melihat keberadaan gadis yang selalu mendekati kekasihnya. Kemudian dapat di simpulkan jika sudah di tegur berkali-kali tapi tidak punya rasa malu berarti sifatnya menyerupai hewan. 

Ia mengotak-atik ponselnya dengan senyuman misterius. Suara dering memanggil terdengar di penjuru ruangan.

"Tolong matikan dering ponsel waktu rapat," ucap Tia dengan membaca anggaran dana untuk perlombaan nanti.

Lino tersenyum dengan panggilan telepon yang sedang berlangsung. Ia melakukan panggilan video dengan mengarahkan ke penjuru ruangan.

"Oy, ketos!"

"Yo, kenapa ini murid dengan catatan hitam terbanyak nelpon gue."

Suara mereka mulai bergema di penjuru ruangan. Ia dapat melihat Arsen semakin mendorong tubuh gadis itu. Lino hanya tertawa kecil mulai tadi Arsen mencoba melepas, tetapi yang namanya lintah pasti akan selalu mencari kesempatan.

"Gue mau nanya sekilas organisasi yang lo pimpin."

"Oh, oke. Tumben banget lo biasanya kalau ketemu gue suka adu mulut."

Arsen ingin berbicara, tetapi Lino justru mengedipkan matanya dengan satu tangan di letakkan di atas bibirnya. Ia kembali memfokuskan ke panggilan video.

"Menurut lo anggota OSIS emang suka caper, ya? Gue liat di sini suka banget caper ke pasangan orang lain."

"Ya, enggak. Itu cuman oknum aja masih banyak kok anggota OSIS yang baik dan taat aturan. Contohnya gue ya, kan? Hehe."

Lino hanya mendengus malas. Ia membalikkan menjadi kamera belakang. Kemudian ia mulai memperbesar hingga memperlihatkan wajah Ray.

"Coba lo liat itu cewek ganjen banget sama tunangan gue."

"Wah, lo punya tunangan? Gue taunya lo punya pacar itu pun gue kira cewek taunya cowok, ya. Heran gue kenapa cowok itu mau sama lo."

"Ngejek gue bener lo! Tapi gue suka waktu lo yang jabat OSIS walaupun sering kena hukum."

"Itu juga karna lo yang salah."

Lino kembali mengarahkan ponselnya kepada Tia ketua OSIS SMA Bintang. Ia melihat wajah ketua OSIS SMAN Dermaga Putih yang tampak terkejut.

"Haha, pantas aja organisasinya jadi kacau toh yang mimpin juga nggak jelas gitu."

"Lo kenal dia? Gue pernah jadi biang gosip karna nggak sengaja nolong tuh cewek."

Para anggota yang lain hanya diam tercengang. Mereka antara heran dan takjub melihat Lino yang bicara di depan orangnya langsung.

"Cih, itu cewek sering ngejek Stela yang lebih jelas anak sah yang di akui keluarga besar mereka. Ia juga sering caper ke guru dan buat murid cewek lain jauhin Stela."

"Wah, sekali ngomong panjang lo suka bikin anak orang sakit hati."

Para murid yang berada di ruangan OSIS seketika mulai menatap ke arah Tia. Gadis itu mulai menyanggah pernyataan dari orang yang di telepon Lino.

"Jangan fitnah kalian!" seru Tia dengan menatap tajam.

"Oh, pura-pura lupa sama gue? Tia ... kita ini temen satu kelas waktu SMP. Ah, atau lo coba elak pernyataan gue yang sebenarnya fakta? Oh, pasti bener itu."

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now