18

35.1K 4.6K 294
                                    

Suara keras membangun Lino dari alam mimpinya. Ia mengejapkan matanya dengan menguap lebar. Namun, diperutnya ada sebuah tangan ia menatap kesamping.

"BANGSAT!" pekik Lino dengan mendorong tubuh Arsen.

"WOY! JANGAN TERIAK! MASIH PAGI INI!"

"LO JUGA TERIAK BABI!" balas Lino dengan mendengus kesal.

Arsen dkk yang mendengar keributan segera bangun dari tidurnya. Arsen yang terkena tendangan maut dari Lino juga ikut terbangun sembari memegang perutnya.

Tiba-tiba tenda mereka didatangi oleh guru pria. Guru itu berkacak pinggang dengan menatap tajam Lino sedangkan sang empu hanya cengengesan tanpa rasa takut.

"Eh, Pak kepsek! Mau pesan apa, Pak? Pecel lele mau?" seloroh Lino dengan cengengesan.

"Nggak butuh! Semuanya bangun dan senam pagi!"

Lino segera keluar dengan raut wajah berseri ada rasa bahagia melihat para teman-temannya tersiksa. Ia menatap Arsen sekilas lalu segera memutuskan untuk berjalan menuju kepsek.

"Senam apa ya, Pak?" tanya Lino dengan antusias.

"Entah ..."

"Entah apa yang merasuki mu!" sela Lino dengan menirukan gerakan yang sempat viral.

"Kamu pimpin."

"Hah? Bapak tadi bilang apa? Mata saya nggak mendengar Pak," seru Lino dengan menutup matanya.

"KAMU PIMPIN SENAM!"

"Dua! Tiga! Ikan menepi! Lari!" seru Lino dengan tertawa terbahak-bahak.

"JANGAN LARI KAMU! BAPAK-BAPAK DAN IBU-IBU CEPAT KEJAR MURID NAKAL ITU!"

Akhirnya Lino tetap memimpin senam karena ditangkap oleh para guru. Ia memimpin senam sembari bergurau membuat senam kali ini menyenangkan.

***

Lino mengelap keringatnya yang bercucuran. Ia sedikit lelah karena terlalu antusias membuat energinya menjadi kurang dan perlu makanan.

"Bang El sepertinya gue mau isdet jika nanti gue isdet jangan lupa kabarin bonyok kita," ucap Lino yang sudah tepar dilantai.

Ziel hanya mendengus kesal tanpa ada keinginan untuk menjawab perkataan dari lelaki itu. Menurutnya perkataan yang keluar dari mulut lelaki itu sangat sembarangan dan tidak bisa dipercaya.

"Ini siapa yang mau ambil kayu kedalam hutan?" tanya Adya dengan mengangkat alisnya.

"Lo aja sana!" seru Ravy dengan tersenyum mengejek.

"Lo kayaknya suka banget ngajak gelut gue!" balas Adya dengan menatap tajam.

"Sudah-sudah gue aja," sela Lino dengan memutar matanya.

Lino berjalan meninggalkan Ravy dan Adya yang masih saja beradu mulut. Ia masuk kedalam hutan segera mengumpulkan kayu kering agar lebih mudah.

Tiba-tiba sebuah teriakan terdengar dari arah tempat camping sekolahnya berada. Ia sedikit merinding karena sekarang dirinya berada didalam hutan.

Saat ingin pergi ia mendengarkan suara desis yang membuatnya bergeming seketika. Dibawah kakinya terdapat seekor ular piton berukuran sedang yang terlihat lemah dengan kulit mengelupas.

"Ular piton ternyata, apa gue bawa aja lalu pinta pihak keamanan untuk membuang lebih jauh?" gumam Lino dengan memegang ular yang sudah ditangkapnya.

Setelah itu dia segera berlari menuju camping nya berada takutnya ada jenis ular yang lebih berbahaya. Saat sampai ditempat camping ia mengangkat alisnya melihat situasi ketakutan dari murid sekolahnya.

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now