29

6.5K 813 155
                                    

Lino memejamkan matanya dengan memeluk guling. Ia mendapatkan mimpi yang cukup indah.

Byur!

"Shit! Siapa yang nyiram wajah gue?!" sergah Lino dengan mengelap wajahnya.

"Gue emangnya kenapa?!" sembur Mika dengan berkacak pinggang.

Lino bersin karena air masuk hidungnya. Ia menatap tajam dengan telinga yang agak berdengung.

Ia mulai menghentakan kepalanya di atas bantal. Ia melakukannya berkali-kali hingga cairan hangat keluar dari lubang kupingnya.

Ia menoleh wajahnya dengan tersenyum masam. "Dasar adek laknat lo! Kalau nyiram itu liat-liat, dong. Udah tau gue tidur miring masih aja di siram. Liat airnya masuk kuping gue!"

"Ish, iya maaf! Cepat mandi gue tunggu di bawah. Lo harus jadi supir karna gue males nyetir mobil atau gas motor," ucap Mika dengan meninggalkan kamar dengan wajah tanpa dosa.

Lino menatap Mika dengan tatapan tidak percaya. "Apaan ini? Gue jadi supir dia?"

Akhirnya dengan melakukan perdebatan batin. Kemudian ia memilih mandi dengan cepat tanpa banyak diam di kamar mandi.

Ia keluar hanya menggunakan handuk bawah sehingga bagian atas terbuka. Ia menatap cermin dengan melakukan berbagai gaya.

"Gue cakep banget," gumam Lino dengan mengelus dagunya.

Ia berjalan menuju lemari dengan cepat. Ia berpikiran sesuatu yang sangat menyenangkan untuk memberikan kejutan murid sekolahnya.

"Mari kita mulai," ucap Lino dengan tersenyum lebar.

***

"Aaaaah! Abang jangan kenceng bangsat!" teriak Mika dengan memeluk pinggang sang kakak.

"Eh, anjing! Rok gue udah mau terbang!"

Lino hanya tertawa kecil. Akhirnya ia memperlambat motornya dengan kecepatan sedang. Ia harus masih menjaga harga diri sang adik takutnya di jadikan bahan tidak senonoh oleh orang tidak bertanggung jawab.

Berapa menit kemudian mereka telah sampai di pekarangan sekolah. Ia menatap beberapa murid yang mulai hadir.

"Wah, pencapaian bagus gue nggak telat!" seru Lino dengan cengengesan.

Namun, beberapa murid cewek mulai memperhatikan mereka. Ia hanya tersenyum tipis jika dulu mungkin akan tebar pesona, tetapi dia sudah punya pasangan. Jadi lebih baik tebar pesona ke orang yang tepat.

"Siapa, tuh?"

"Murid baru kayaknya."

"Dari atas sampai bawah barang mahal semua, cuy!"

Lino hanya tertawa kecil. Sekarang ia memang sengaja berpakaian agak mewah dan bermerek.

Mereka berdua mulai melepaskan helm. Ia dapat melihat tatapan para murid yang agak tidak percaya.

Mungkin mereka terkejut karena melihat penampilan rapi dan dirinya masuk sebelum bel berbunyi. Namun, sebuah gosip dari beberapa orang membuatnya sedikit tidak yakin.

"Orang itu bukan yang nggak tau di untung?"

"Dia pacar gelap Bu ketos? Cih, ketos kita maunya aja sama berandal."

"Orang kayak Arsen aja di duain apalagi kayak kita."

Lino sedikit tercengang. Ia berjalan dengan langkah cepat lalu menarik tubuh sosok gadis yang menyebarkan rumor tidak jelas.

"Maksud lo apa nyebar rumor nggak jelas?" tekan Lino dengan mencengkeram erat tangan gadis itu.

"Gue nggak nyebar rumor! Itu emang fakta kali!"

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now