9

9.5K 1K 252
                                    

Lino merenggangkan ototnya dengan menatap kamar Arsen. Ia mendengus kesal ternyata dirinya di tinggal sendiri lagi.

"Pagi banget tuh orang pergi. Rajin banget mending kayak gue pergi sekolah jam 8," racau Lino dengan mengucek matanya.

Lino mencoba mengumpulkan nyawa dengan cukup lama. Ia menatap ke samping melihat selembar kertas dengan tersenyum manis.

Jangan lupa makan aku udah bikin untuk kamu. Lalu ... untuk baju kamu bisa pakai punya aku.

- From your fiancé Arsen :)

Lino yang melihat ini semakin tambah cinta sama sifat Arsen. Ia dulu tidak pernah berpikir untuk mencintai seseorang bahkan sama satu spesies dengannya.

Ia segera bangkit untuk pergi ke sekolah dan menemui Arsen. Ia cukup bosan di dalam rumah besar tanpa berpenghuni.

***

Lino mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi sehingga dalam 10 menit sampai di sekolah. Suara rem motor bahkan membuat keributan penghuni sekolah.

"Loh, lo baru datang sekarang?" celetuk Adya dengan mengerutkan keningnya.

Lino menunjuk wajah Adya dengan tertawa terbahak-bahak. "Lah, anjir! Lo juga ternyata. Yes, akhirnya gue punya temen telat!"

"Anjir, tega amat sama dede gemes ini!" seru Adya dengan drama sok tersakiti.

"Halah, gemes apanya kayak babi lebih jelasnya!" cibir Lino dengan tertawa terbahak-bahak.

Lino menatap ke samping dengan menutup mulutnya menggunakan ke dua tangannya. "Wow, amazing! Lo berdua datang darimana? Gue nggak ngeh sama sekali, anjay!"

Dean dan Ryan yang mendengar hanya bisa tersenyum masam. Padahal mereka sudah sedari tadi berdiri di samping Adya memang pada dasarnya ketua mereka itu sangat laknat.

"Bos kayaknya nggak pernah di timpuk sama tabung elpiji," ucap Ryan dengan tersenyum masam.

"Nggak ramah bintang satu," ucap Lino dengan memberikan jari tengah.

"Monyet, dah! Kayaknya kita salah masuk geng," gerutu Dean dengan menepuk jidatnya.

Lino yang mendengar hanya tertawa terbahak-bahak. Lelaki itu sepertinya memang memiliki humor yang rendah.

"Oh, teman-temanku alangkah baiknya kita berbuat keributan!" saran Lino dengan cengengesan.

"Oh, sabi! Ayo kang kita lakuin!" seru Adya dengan nada banci.

Dean mulai membunyikan klakson motor dengan mengangkat tangannya. Lalu Ryan mengambil ranting kayu untuk melakukan pukulan di gerbang besi sekolah.

"You should call me kawaii!" teriak Lino dengan mengangkat tangannya.

"Play it like a hentaii!" timpal Adya dengan tertawa terbahak-bahak.

Dean dan Ryan sontak tertawa terbahak-bahak. "Moshi moshi, Oni Chi!Yuce, Noshi Kamaji! Chibi Chi, senpai!"

"Kawaii Yakudzi!"

"Dekkai and I yee!"

"Kimoi and I yeet!"

Para guru seketika berlarian karena mendengar suara keributan dari gerbang utama. Namun, lain halnya dengan Lino dan teman-temannya mereka justru masih bernyanyi dan berjoget bersama di pizza hut.

"Kalian berempat cepat lari keliling lapangan 7 kali!"

"Yah, Bu! Apa nggak ada yang berfaedah gitu? Contohnya hormati bendera agar kita tau perjuangan para pahlawan. Jangan kayak para guru yang banyak omong sana sini tapi nyuruh murid harus upacara dengan khidmat," beo Lino dengan berkacak pinggang.

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now