17

8.5K 1K 87
                                    

Akhirnya mereka berdua cukup lama tidak menggunakan jaket kebanggaan. Ke dua geng yang awalnya rival balapan justru menjadi kubu dalam balapan kali ini.

Mereka juga sudah menghubungi anggota geng masing-masing. Jika seperti ini mereka sangat terlihat tidak bisa di gapai. Namun, pesona mereka sungguh tidak main-main.

Namun, pada akhirnya mereka pergi dari jalan balkon. Memang susah karena mempunyai anak dan menantu seperti mereka.

"Sudah siap pergi sayangku?" goda Lino dengan mengedipkan matanya.

Arsen tertawa kecil dengan menggelengkan kepalanya. Ia memasang helm sebelum akhirnya benar-benar pergi.

"Ya! Arsen kok aku di tinggal!" pekik Lino lalu mulai menancap gas menyusul sang kekasih.

Selama di perjalanan mereka terus melakukan balapan. Memang jika memiliki kekasih yang punya satu hobi sama akan terlihat sangat menyenangkan.

"Haha, aku yang menang. Kamu ngasih aku apa?" ledek Lino dengan tertawa mengejek.

Cup!

Lino mengelus pipinya dengan cemberut. Namun, pada akhirnya ia membalasnya kepada Arsen.

Cup!

"Impas bukan? Udah ayo pergi. Bosan kali aku di sini sesak dada," gerutu Lino dengan menarik tangan Arsen. Ia mengipas-ngipas wajahnya yang terkena asap rokok.

Arsen hanya mengacak rambut Lino. Kemudian merangkul pundak lelaki itu menuju anggota gengnya.

"Wah, si paketu udah nyampe aja!"

"Bareng siapa tuh, Bos?"

Lino hanya bisa menahan tawa saat melihat mereka tidak menyadari keberadaan dirinya. Ia hanya duduk di samping Arsen dengan memainkan jari lelaki itu.

"Kenapa mereka lama datang?" gumam Lino dengan mengerucutkan bibirnya.

"Kenapa, hmm?" tanya Arsen dengan mengelus rambut Lino.

Lino hanya menggelengkan kepalanya. Tiba-tiba suara ricuh mulai terdengar dengan membawa kain hitam di tambah logo naga merah dan di belakang sebuah pedang. Di bawah logo naga merah itu juga ada tulisan Night Devil.

"Night Devil maju ke depan! Lihat situasi serbu pengkhianat!"

"Night Devil! Bergerak dalam diam serbu sekali serangan!"

Suasana balapan terlihat sangat ricuh dengan kehadiran geng itu. Beberapa mulai berbisik karena takut kena masalah dengan mereka. Namun, tidak dengan Lino yang justru asyik mengulum permen.

Lino melihat Arsen yang juga ikut tegang. Ia baru ingat jika Arsen tidak mengetahui nama geng dirinya. Arsen hanya mengetahui jika dirinya iblis liar dari Dermaga Putih.

Memang pada dasarnya geng dirinya terkenal sebagai orang tanpa ampun. Mereka memiliki mode senggol bacok itu pun jika ada yang mencari masalah dengannya.

Mereka tidak seperti geng lain yang sedikit baik dengan musuh. Maka dari itu mereka di sebut geng paling bengis dan di takutkan oleh geng lain.

Jika mendengar nama mereka akan takut. Namun, baru kali ini dirinya akan mengungkapkan identitas sebagai ketua geng Night Devil.

Iblis malam karena mereka hanya keluar pada malam hari. Itu pun mereka selalu menyembunyikan identitas.

Lino ingin menuju para anggotanya. Namun, tangannya di tahan oleh Arsen yang memperlihatkan raut wajah khawatir.

"Jangan ... mereka berbahaya!" perintah Arsen dengan muka datar.

"Ish, enggak lah!" sanggah Lino dengan mengeluarkan sebuah topeng berwarna hitam campur emas.

Ardian S2 (END)Where stories live. Discover now