6. Sandwich

771 28 7
                                    

𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐬𝐭𝐢𝐞 𝐤𝐢𝐰𝐰

𝐘𝐚𝐧𝐠 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐲𝐚 𝐛𝐚𝐜𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐛𝐞𝐬𝐭𝐢𝐞 𝐤𝐢𝐰𝐰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Av, gue laper deh," kata Vilona manja.

"Ke kantin lah, mau gue anterin?"

"Gue lagi pengen sandwich, di kantin ga ada."

Saat itu bertepatan pintu kelas Avigar terbuka, menampilkan sosok Jeva yang membawa kotak bekal.

"Av, makan, yuk! Gue buatin sandwich," ajak Jeva riang penuh senyuman, mengangkat kotak bekal yang dibawanya.

"Nah, kebetulan!"

Senyum Jeva semakin mengembang. "Kebetulan kenapa? Lo juga lagi pengen sandwich?"

"Bukan gue, tapi Vilona. Bagi ke Vilona ya, Va?" pinta Avigar.

Senyum Jeva luntur seketika. "T-tapi, gue kan bikin buat lo sama gue, Av."

"Ya udah gapapa, lo sama Vilona aja yang makan, gue gampang. Besok lo bisa buatin lagi buat gue," bujuk Avigar.

"Yauda si, Va, cuma sandwich doang. Gue lagi pengen banget ini," ujar Vilona.

"Cuma lo bilang?!" geram Jeva.

Jeva melempar kotak bekalnya kehadapan Vilona. "Makan tu sandwich! Se-cowok gue juga makan sekalian!"

Jeva meninggalkan kelas Avigar, menutup pintu kelas IPS itu kasar hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

"Lo ngapain masih disini? Kejar sana Jeva!" ujar Davan.

Avigar akan mengejar Jeva jika saja Vilona tidak mencegahnya. "Nanti aja, Av. Mending lo makan dulu," kata Vilona yang sudah lahap memakan sandwich buatan Jeva.

Avigar mengangguk lesu, mengiyakan perintah Vilona. Seperti biasa, ia tidak bisa menolak apa yang Vilona minta.

Jeva kembali ke kelas dengan mata yang memerah, rasa lapar karna belum sarapan tadi pagi sirna begitu saja. Sungguh apa yang dilakukan Avigar dan Vilona begitu melukai hatinya. Jeva sengaja tidak sarapan, untuk menikmati waktu istirahatnya dengan Avigar seraya memakan sandwich buatanya.

Apa tadi katanya? Cuma sandwich? Cuma? Sialan!

Mereka tidak tau, ia harus bangun pagi-pagi sekali hanya untuk menyiapkan sandwich itu. Ini bukan soal rasa atau makananya, tapi ini soal effort yang Jeva berikan untuk membuatnya. Dan dengan gamblangnya Vilona mengatakan ''cuma sandwich".

"Kok cepet banget, Va?" tanya Adhara yang melihat Jeva kembali duduk dan menenggelamkan kepala pada tangan.

"Jeepa kenapa?" bisik Fiana.

Adhara mengedikan bahu, tak memiliki jawaban atas pertanyaan Fiana, tapi ia tahu, pasti ada sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.

"Va, lo gapapa?" tanya Agas yang datang dengan nafas ngos-ngosan bersama Betrand.

AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now