22. Masih Break

673 21 0
                                    

Cuma karna gue haus, bukan berarti gue harus minum racun, kan? -jeva

Cuma karna gue gak nangisin lo, bukan berarti gue gak sayang, kan? -avigar

Cuma karna gue gak nangisin lo, bukan berarti gue gak sayang, kan? -avigar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tolong jangan ngelakuin hal nekat kaya gini lagi, Vi. Gue khawatir."

Bibir pucat itu mengukir senyum. "Iya, maaf udah bikin lo khawatir."

"Janji, lo gak bakal kaya gini lagi?"

Vilona mengangguk kecil. "Janji."

Avigar tersenyum puas.

"Lo sama siapa ke sini? Sendiri?"

"Engga, gue sama Je-" Avigar mengantung kalimatnya, menengok kesana kemari. Ia baru sadar sedari tadi Jeva tak ada dalam penglihatan.

"Kenapa, Av?"

"Gue tadi ke sini sama Jeva." Avigar mencoba mengingat. "Astaga! Gue ninggalin dia tadi di parkiran."

"Yaudah sana cari dulu, siapa tau dia nyasar."

"Lo gapapa gue tinggal bentar?"

"Ya gapapa lah, sebelum lo dateng gue juga sendiri tadi."

"Oke, gue cari Jeva bentar, ya?"

Baru saja langkah Avigar sampai di depan pintu, sebuah ringisan kecil dari arah belakang memaksanya untuk kembali.

"Kenapa, Vi? Ada yang sakit?"

Vilona menggeleng. "Tiba-tiba kepala gue pusing."

"Gue panggilin dokter, ya?"

"Engga, engga. Gak perlu, Av. Udah biasa kok kaya gini, gue cuma butuh tidur doang bentar."

"Yaudah gue tungguin sampe lo tidur."

Vilona mengangguk bersama Avigar yang kembali duduk. Membetulkan kembali letak selimut Vilona agar gadis itu merasa nyaman. Tak lupa belaian dan usapan ia layangkan untuk mengantarnya ke alam mimpi.

 Tak lupa belaian dan usapan ia layangkan untuk mengantarnya ke alam mimpi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now