26. Break Up

813 24 11
                                    


first of all, vote dulu yuk berrys

Entah tempat ini yang bermasalah, atau manusia-manusianya yang selalu melarikan bebannya di sini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Entah tempat ini yang bermasalah, atau manusia-manusianya yang selalu melarikan bebannya di sini. Taman sekolah menjadi latar yang selalu sedia untuk segala permasalahan dua insan yang tak pernah luput dari kata berdebat.

Jeva Kalea dan Avigar Mahesta.

Kalau saja pepohonan itu dapat berbicara, mereka pasti juga jengah melihat tokoh yang sama dengan permasalahan yang sama pula tiap kali mereka datang ke taman yang jauh dari keramaian ini.

"Lepas! Lo nyakitin tangan gue!" Jeva menarik pergelangan tangannya paksa dari cengkraman Avigar.

Avigar berbalik kala tangan gadisnya terlepas dari genggaman. Wajah Jeva yang kesakitan seraya mengusap pergelangan tangannya sendiri yang memerah, membuatnya merasa bersalah.

"Sorry, gue gak sengaja." Avigar berusaha mendekat, hendak memeriksa tangan Jeva yang merah berkat ulahnya. Namun dengan segera, Jeva melangkah mundur, enggan disentuh barang seinci pun. Seolah Avigar adalah makluk yang harus ia hindari.

"Lo mau apa lagi?! Bisa gak sih lo biarin gue sendiri dulu. Deketan sama lo cuma bikin gue tambah sakit. Adegan gimana lo lebih mentingin Vilona terus-terusan muter di otak gue tiap liat lo!" Jeva nyaris berbisik. Wajahnya sedikit menunduk, netranya hanya sanggup menatap kosong sepatu Avigar. Ia benar-benar enggan melihat wajah lelaki di hadapannya. Tolong mengertilah.

"Tolong dengerin gue dulu, Va. Gue bisa jelasin."

Pandangan Jeva naik menghunus kedua netra lelaki itu. "Apa? Lo bisa jelasin apa, Avigar?! Jelasin kalo lo lebih peduli sama Vilona? Jelasin kalo lo bakal pergi ninggalin gue demi dia, iya?!"

Cowok berseragam acak-acakan itu nampak makin kalut. Berusaha menarik nafas panjang seraya menyugar rambut. "Kemarin Vilona bilang dia cuma berdua sama bokapnya terus minta gue buat nemenin dia. Vilona ketakutan, Va," jelasnya frustasi.

"Terus kenapa?! Gue ribut sama bokap gue demi elo, Av! Gue nekat tetep bertahan sama lo walaupun bokap gue nentang abis-abisan. Tapi kayanya semua yang gue lakuin gak ada gunanya."

Avigar tertunduk menyesal. Seharusnya dia menyadari bahwa Jeva juga sama berjuangnya demi hubungan mereka.

"Lo bilang minta kerja sama gue buat memperbaiki semuanya. Tapi apa, Av? Yang lo lakuin cuma lari ke Vilona lagi dan lagi. Lo selalu ninggalin gue sendiri." Jeva berkata lirih.

"Gue minta maaf. Gue gak bermaksud bikin lo sama om Panji ribut. Gue cuma mau mastiin Vilona baik-baik aja. Sorry, udah bikin lo marah."

Jeva menggeleng kecil. Tatapannya menunjukan bahwa untuk kesekian kalinya, ia terluka. "Lo gak bikin gue marah, Av. Lo cuma bikin gue kecewa sama lo. Hari demi hari."

AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now