12. Tentang Jeva

704 21 2
                                    

Keluar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keluar.

Sebuah pesan singkat yang diterima Jeva dari sang kekasih membuatnya yang sedang belajar ditemani AvVa mengerut bingung.

Hah? Ngomong apa si?

Avigarang
Gue di luar.

Didepan rumah gue maksudnya?

Jeva membalas pesan seraya berjalan menuju balkon kamar, melihat Avigar yang bersender pada motor besarnya diluar pagar dan menatap Jeva dari bawah sana.

Kenapa ga bilang dari tadi? To the point kek. Bentar, gue turun.

Bunyi pagar yang berderit mengalihkan atensi Avigar Mahesta. Pula rasa rindu yang mendesak untuk bersua.

"Ya ampun, Avigar! Muka lo napa bonyok gini?!" tanya Jeva penuh kekhawatiran seraya mengecek tiap sudut wajah cowok itu.

Sesekali Avigar meringis karena nyeri yang menjalar wajah tampannya akibat ulah Genta siang tadi.

"Tawuran lagi?!" todong Jeva.

Anggukan kecil penuh penyesalan diterima Jeva sebagai jawaban.

"Ck! Sama siapa?"

Avigar terdiam. Namun kebungkamanya ini jelas dapat diartikan dengan baik oleh sang gadis.

"Genta lagi?"

Tak jarang Jeva selalu mendapati wajah Avigar yang penuh luka memar. Dengan siapapun Avigar dan kawan-kawanya tawuran atau sekedar berkelahi, Avigar akan selalu terbuka dan mengatakanya dengan gamblang. Tapi jika cowok itu diam tak bersuara, maka pasti nama Gentala Arsendito-lah yang menjadi jawabanya.

Sesering itulah, Avigar dan Genta adu pukul. Dan sesering itu pula Jeva menasehati Avigar untuk tak lagi berurusan dengan Genta. Lagipula untuk apa Avigar melarang Genta untuk mendekati sahabat kecilnya itu? Bukankah justru bagus? Jika Genta dan Vilona bersama, maka satu-satunya orang ketiga diantara mereka akan hilang dari peredaran dan sibuk dengan kisah asmaranya sendiri. Bukan kisah asmaranya dengan Avigar.

"Kenapa, hm? Vilona lagi? Iya?"

Kali ini Avigar menggeleng.

"Terus kenapa?"

Cowok dihadapanya itu terus diam tertunduk dalam. Tak ada tanda-tanda ingin menjawab pertanyaan sederhana dari lisan Jeva.

"Avigar Mahesta," desak gadis itu agar sang pemuda lekas menjawab.

"Yaudah serah lo deh, capek gue," keluh Jeva hendak kembali masuk karena tak kunjung mendapat respon.

Tak ingin membiarkan gadisnya pergi, Avigar menarik tangan Jeva hingga menubruk dada bidangnya.

AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now