13. Self harm

736 20 1
                                    

— contain self-harm, tidak untuk ditiru⚠️

Sesak dan penuhnya kantin siang ini tak menyurutkan keinginan para remaja tanggung itu untuk mengisi perut mereka yang merengek minta jatah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesak dan penuhnya kantin siang ini tak menyurutkan keinginan para remaja tanggung itu untuk mengisi perut mereka yang merengek minta jatah. Tak terkecuali para anggota Valasta. Dengan eksistensi yang dimiliki, memudahkan mereka untuk mendapat tempat khusus dikantin atau dimanapun yang mereka inginkan.

Meja bagian sudut adalah tempat mutlak bagi anak Valasta. Jangankan menduduki, untuk mendekat saja nyali para murid lain sudah menciut. Lebih baik membungkus dan memakan jajanan mereka di kelas daripada harus berurusan dengan gang terkenal seantero SMA Chatra tersebut.

"Napa lo? Sakit?" tanya Jeva pada Vilona yang hari ini mengenakan cardigan rajut berwarna dusty pink.

Vilona menyipitkan mata layaknya seorang teman pada Jeva. "Kepo," jawabnya dengan membentuk huruf o diakhir.

"Dih? Orang nanya doang."

"Nah gini dong istri pertama dan istri kedua kalo akur kan enak liatnya," celetuk Uus yang mendapat tatapan tajam Avigar.

"Istri pertama siapa, istri kedua siapa?" tanya Gaga.

"Istri pertama Jeva, istri kedua Vilona."

"Us! Lo mau gue sunat dua kali?!" hadrik Jeva. "Lagian siapa juga yang mau akur sama ni cewek, ogah banget."

"Heh, gue juga gak mau ya akur sama cewe baperan kaya lo."

"Lo kali yang baperan. Baper sama cowo gue."

"Jangan lupa ya kalo gue lebih dulu kenal sama cowo lo. Malah dari kecil kita bareng-bareng."

"Iya deh si paling temen dari kecilnya Avigar."

"Kan kan, baru juga akur udah adu bacot aja bedua," ujar Uus.

"Lo yang bacot!" teriak Jeva dan Vilona bersamaan.

Avigar, Davan dan Mervin hanya sanggup menghela nafas dengan perdebatan yang tak pernah terlewatkan dimeja kantin ini.

"Mending sekarang lo berdua makan, isi tenaga buat lanjut ribut nanti," saran Davan yang langsung membuat dua gadis itu kicep.

Davan memang si paling kalem diantara Valasta. Pembawaanya yang tenang dan tidak grasak-grusuk membuat siapapun sungkan untuk sekedar membantah ucapanya apalagi hingga beradu mulut, tak terkecuali Jeva dan Vilona.

Avigar yang melihat kedua gadis tadi melaksanakan perintah Davan dengan mudahnya hanya bisa geleng kepala. "Thanks, Dav," ucap Avigar menyenggol lengan Davan.

Yang mendapat ucapan terimakasih hanya mengangguk santai.

Avigar terus memantau Jeva. Pasalnya gadis itu memesan semangkuk bakso untuk jam istirahatnya kali ini. Dan jika begitu, sudah dipastikan Jeva akan menuangkan 5 sendok sambal kedalam makanan itu.

AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now