48. Keadilan

699 15 8
                                    

Seluruh penjuru negeri sedang digemparkan dengan berita yang menyayat tiap hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seluruh penjuru negeri sedang digemparkan dengan berita yang menyayat tiap hati.

Seluruh Indonesia berduka. Ucapan bela sungkawa tak henti-hentinya datang dari berbagai penjuru daerah dan kota.

Tagar justice for Vilona dan hukum Fandy Sanjaya, menggema di seluruh sosial media. Netizen dan segala kekuatannya, turut menggaungkan keadilan untuk gadis korban pelecehan sexual oleh ayah tirinya sendiri yang seorang politisi.

"Sidang putusan hukuman Fandy Sanjaya atas kasus pelecehan sexual yang ia lakukan terhadap putri sambungnya hingga meregang nyawa, akan segera dimulai. Kami akan terus memberi informasi terkait, setelah jeda pariwara," ujar para reporter ke arah kamera di luar ruang sidang.

Ini adalah hari dimana keadilan ditegakkan. Dimana seorang manusia biadab, akan menerima balasan atas semua dosa yang telah ia lakukan.

Pelecehan, kekerasan, pemerkosaan dan segala lara yang Vilona terima semasa hidup, akan menemui pembalasan.

Fandy yang hendak masuk ke ruang persidangan, terpaksa dikawal pihak kepolisian. Ramai orang yang datang ke sidang akhir kasus Vilona ini, mencaci dan menyumpah serapahi Fandy atas tindakan tak bermoralnya.

Viola yang didampingi kuasa hukum, Avigar, Jeva, Ivanna dan Bisma, tengah menguatkan diri. Sebentar lagi, pelaku yang membuat sang putri menderita, akan menerima hukuman.

"Dengan mempertimbangan segala bukti dan saksi yang ada, dengan ini, dinyatakan Fandy Sanjaya bersalah dan dikenakan pasal berlapis. Pasal 285 KUHP atas pemerkosaan dan kekerasan sexual terhadap anak dibawah umur, 351 KUHP atas penganiayaan. Dengan hukuman kurungan penjara 20 tahun."

TAK!

Suara ketukan palu hakim itu menjadi validasi atas hukuman Fandy. Akhirnya, semua perbuatannya, menerima ganjaran meski itu harus dibayar dengan nyawa seorang gadis tak bersalah.

Semoga setelah ini, tidak ada lagi Vilona yang lain. Tidak ada gadis yang mengalami nasib serupa seperti dirinya. Tidak ada lagi yang masa depan dan segala yang ia punya, direnggut paksa oleh kejamnya dunia.

Semua orang mendesah lega dan menangis haru. Berbeda dengan Fandy yang pasrah akan hukuman yang ia terima. Perasaan bersalah itupun perlahan menikam kewarasannya.

Dengan mata penuh dendam, Viola bangkit dan menghadang jalan Fandy yang dituntun pihak berwajib.

"Rasakan kehancuranmu, Fandy. Bahkan itu masih belum cukup untuk menebus dosa-dosamu terhadap aku dan putriku," ujar Viola dengan gigi saling menekan.

Obsidian hitam pria itu menatap sayu pada Viola. "Maafkan saya, Viola."

"Kata maaf mu tidak akan mengembalikan putriku!"

Penekanan yang dilontarkan Viola makin membuat Fandy gila. Menusuk pikiran dan jiwa.

"Setelah ini aku akan mengurus surat perceraian kita," tutup Viola dengan membuang muka. Membiarkan petugas mengiring tubuh Fandy ke luar ruang sidang dan disambut teriakan murka para masyarakat.

AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now