23. Menjenguk Lagi

613 18 0
                                    

Mengandung 🦋 dikit hehe

Jeva tengah sedang duduk seorang diri pada ramainya kantin hari ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jeva tengah sedang duduk seorang diri pada ramainya kantin hari ini. Duo bestienya sedang memesan makanan dan menyuruh Jeva untuk menunggu.

Pergerakan disampingnya, membuat Jeva melirik tanpa niat bersuara.

"Nih, buat ganti jus alpukat lo yang kemaren gue abisin," ujar Avigar memberi segelas jus alpukat berhias susu coklat.

Jeva masih tak memberi atensi pada cowok di sampingnya tersebut.

"Nanti pulang bareng gue, ya?"

Barulah Jeva berdecih. "Gak ada Vilona baru bisa anterin gue terus yakan. Basi."

"Bukan gitu, Va. Gue juga mau ajakin lo jenguk Vilona nanti. Kan kemaren lo gak sempet nemuin dia."

Merotasi mata, Jeva menjawab, "Males banget."

"Va," panggil Avigar memperingati.

"Apa? Bener, kan? Buat apa juga gue jengukin dia? Biar gue bisa liat lo ngrawat dia, gitu?"

"Yang laen juga bakal ikut."

"Gak peduli."

"Bisa gak sih, lo nurut aja apa kata gue. Gak nyari masalah terus."

"Pertama, kita masih break kalo lo lupa. Kedua, lo yang datengin gue ke sini, jadi lo yang nyari masalah duluan, bukan gue."

"Just break." Avigar menyanggah. "We'are not done yet," tekanya.

Jeva tau maksud Avigar adalah hubungan mereka belum berakhir, hanya sekedar rehat, tapi entah mengapa saat Avigar mengatakan kalimat terakhir dengan suara serak, membuatnya blank.

"Sialan," umpat Jeva kecil tanpa sadar.

Avigar menegur, "Language, Jeva."

Jeva menolehkan wajahnya angkuh, seolah menantang ketua Valasta. "Kenapa? Gak terima? Lo mau apa kalo gue gak jaga omongan gue?"

Siku kanan cowo itu ia letakan pada meja, sementara tangan kirinya bergerak menyelipkan rambut Jeva kebelakang telinga. Perlahan wajah tampan itu mendekat, membuat Jeva ketar-ketir namun tetap mempertahankan ekspresi menantang nan berani.

Bibir lembab itu berada tepat di samping telinga Jeva. "Then, i'll make you be a good girl."

Bulu tengkuk Jeva berdesir hebat. Dirinya mematung, sulit sekali untuk menelan saliva.

Avigar menarik kembali kepalanya ke posisi semula, lidahnya menusuk pipi bagian dalam sebab memandangi wajah cengo Jeva.

"Heh, Gareng! Lo apain temen gue!" Dhara menyemprot dengan tatapan permusuhan.

Avigar mendongak, sementara Jeva masih berusaha mencari kewarasanya yang hilang bersama suara maskulin Avigar tadi.

"Gak ngapa-ngapain. Gue titip cewe gue, ya!" Avigar bangkit bersiap undur diri.

AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now