Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hari ini adalah tepat satu tahun Avigar Mahesta dan Jeva Kalea berpacaran.
Satu tahun yang lalu, di teras rumah Jeva, Avigar menyatakan cintanya dan meminta Jeva untuk menjadi kekasihnya.
Tentu saja setelah usaha Avigar yang begitu gigih mengejar cinta Jeva. Gadis pemberani yang mencuri segala atensinya saat mereka menjalani MOS.
Kala itu, siswa siswi masih mengenakan seragam putih biru, tak terkecuali Avigar dan Jeva yang menjadi satu kelompok selama MOS berlangsung.
Ketampanan yang dimiliki Avigar berhasil mencuri perhatian para gadis. Baik sesama peserta MOS maupun kakak kelasnya. Namun, hal itu tak berlaku bagi Jeva. Entahlah, mungkin karena satu kelompok, Jeva merasa tidak ada yang menarik dari diri Avigar.
Di hari terakhir, setelah mengerjakan tugas dari OSIS, kelompok Avigar memilih untuk mengisi tenaga mereka dikantin. Hal yang membuat gadis-gadis menggila dan mendekat ke meja cowok itu.
Jeva yang tidak suka kebisingan dan diganggu saat sedang makan pun menggeram kesal.
"Sst!" bisik Jeva menyenggol lengan Avigar.
Avigar menoleh, nampak bingung. Tumben sekali teman sekelompoknya itu mengajaknya berbicara duluan. Selain itu Avigar memang tidak suka berinteraksi dengan orang baru. Dan sikap Jeva yang terkesan cuek padanya membuat Avigar bersyukur dan berterimakasih. Karena hanya Jeva lah satu-satunya perempuan yang tidak mengganggu ketenanganya.
Cowo itu menggerakan kepalanya sekilas seolah bertanya 'Apa?' pada Jeva.
"Lo risih gak sih, sama mereka?" tanya Jeva berbisik.
Avigar kembali dibuat bingung, untuk apa gadis itu bertanya demikian. Namun tetap saja Avigar mengangguk.
Setelah berkata demikian, Jeva bangkit dari duduknya. "Lo semua pada kegatelan banget sih. Minta digaruk?" ujar Jeva menusuk.
"Maksud lo apa?!" tanya gadis kelas 12 yang digadang-gadang sebagai pentolan SMA Chatra.
Jeva merotasi mata. "Budeg, ya?"
"Kurang ajar! Anak baru udah belagu lo, ya! Lo pikir lo siapa, anjing?!" tangan gadis itu sudah melayang di udara, hanya sejengkal sudah dipastikan sebuah tamparan akan menyapa pipi mulus Jeva.
Tap!
Jeva mencekal pergelangan gadis itu. Dengan tatapan lurus ke arah sang kakak kelas. Membuat Avigar takjub untuk sesaat.
"Gue pacarnya Avigar!" ujar Jeva dengan tenang, menghempas tangan si kakak kelas.
Ucapan Jeva membuat se-isi kantin riuh saat itu, tak terkecuali Avigar, dan Vilona yang berada dimeja lain.
