47. Funeral

678 17 8
                                    

tw mention suicide

tindakan Vilona sama sekali tidak dibenarkan dan tidak untuk ditiru ya teman-teman


tindakan Vilona sama sekali tidak dibenarkan dan tidak untuk ditiru ya teman-teman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Vi..." Setetes air jatuh begitu saja melewati kelopak mata Jeva.

Tangannya membelai gundukan tanah bertaburkan indahnya bunga mawar merah dan putih seolah sedang mengurai lembut surai gadis yang begitu kuat dan tegar semasa hidup.

Rasa benci dalam dada, meluap dan hilang tanpa sisa. Berganti menjadi rasa kehilangan yang begitu menyakiti jiwa.

"S-semoga di sana, lo nemuin ketenangan yang gak pernah lo dapet di sini. L-lo bakal dapetin kebahagiaan yang selama ini lo cari. Di sana, gak ada lagi luka dan duka yang lo terima, Vi." Jeva tak kuat, suaranya tercekat, sesak berkali-kali menghantam dada.

Mengapa semua harus terungkap disaat garis akhir hayat gadis yang selama ini ia benci tanpa tahu sisi gelap yang ia lalui. Bahkan kini Jeva mengutuk diri sendiri, karena di hari ulang tahun Vilona, ia berdoa agar nasib buruk menimpa gadis itu. Dan sekarang, doa itu terkabul.

Mengapa? Mengapa diantara banyaknya doa dan harapan yang Jeva panjatkan, Tuhan memilih doa yang Jeva ucapkan saat sedang dirasuki emosi?

Jeva tidak benar-benar berharap doanya didengar. Namun lihatlah, apa yang Vilona terima bahkan jauh lebih mengerikan dari sekedar nasib buruk.

Dilecehkan sejak kecil, diperkosa ayah tiri hingga hamil lalu memilih pergi dengan cara overdosis. Astaga, Tuhan, jika semua yang diterima Vilona itu karena doanya, maka hukum saja Jeva sekarang juga. Ia tak kuat menanggung penyesalan ini seumur hidup. Kata menyesal bahkan tak cukup bagi Jeva.

Jeva yang bercita-cita menjadi pengacara itu begitu menyesali kenyataan bukannya membantu, dirinya malah membenci Vilona hanya karna keegoisan hati dan terbakar api cemburu.

Andai ia lebih dulu tahu mengenai Vilona, Jeva akan mendekap raga lemah dengan jiwa yang begitu kuat untuk bertahan selama hidupnya itu dengan sangat erat. Memberinya ketenangan dan mengatakan semua akan baik-baik saja, pula Jeva akan selalu ada untuk membantu. Namun kembali lagi, semua sudah terlambat.

"S-sekarang lo udah b-bebas, Vi."

"Terbang yang tinggi ya, cantik? S-sampe ketemu lagi di dunia yang lebih indah dari dunia ini."

Jeva terisak hebat. Untung saja tangan Adhara dan Fiana selalu ada untuk menenangkan. Keduanya juga sama terpukulnya mengetahui fakta yang ada. Terlebih Adhara yang dulu amat membenci Vilona.

Sementara Avigar, ia tengah bergelut dengan duka dan kebencian yang membara. Ia gagal menjaga Vilona. Ia gagal melindungi gadis itu. Dan ia gagal memberi keadilan yang selama ini Vilona minta.

Ia tatap lamat-lamat nisan yang terukir nama sang sahabat. Diusapnya kayu itu dengan lembut.

"Sekarang, lo udah ketemu bokap lo kan, Vi?" tanya Avigar sendu.

AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now