"Jadi hubungan lo sama Avigar gimana?"Jeva mengangkat bahu cuek kala pertanyaan itu dilayangkan oleh Adhara untuk kesekian kalinya dalam sepekan ini.
"Lo masih kasih dia silent treatment?" giliran Fiana bertanya.
Kini kedua alis Jeva naik turun sebagai pembenaran. Baik Jeva atau Avigar sama-sama tahu permasalahanya, Jeva juga sudah pernah memberi kesempatan berkali-kali. Jeva sudah menyuarakan ketidaksukaanya, namun apakah hal itu didengar Avigar? Tentu tidak. Jika iya, tidak mungkin pertengkaran selalu terjadi.
Dari pada bersuara namun tak pernah didengar, lebih baik ia diam. Mengambil waktu untuk diri sendiri dan Avigar untuk introspeksi. Bukankah memang itu tujuan mereka break?
"Tumben lo konsisten," ejek Adhara.
Jeva mendengus sebal. "Yeu, jangan ngeremehin gue, lo. Tau sendiri kan, cewe kalo udah kecewa plus pake logika, beuh kelar dah urusan."
Fiana dan Adhara mengangguk bangga seraya bertepuk tangan kecil.
"Btw, tuh dua cecunguk mana, deh?" tanya Jeva clingak-clinguk mencari dua sahabatnya yang tak tampak penglihatan.
"Lagi pada ngantin tuh tadi."
Jeva mengangguk paham, ber-oh tanpa suara.
"Terus, gimana hubungan lo sama Agas, Fi?"
Mata Fiana membulat, salting. "Eng-gga gimana-gimana."
"Anjir! Lo beneran suka Agas, Fi?!" heboh Adhara. Dirinya memang sedikit sulit membaca situasi. Dan Fiana pun menjalani masa pdkt-nya diam-diam. Hanya Jeva yang dapat mengerti.
"Bangke! Gak cerita-cerita lo!" kesal Adhara merasa tak terima.
"Hehe, sorry."
"So?" lanjut Jeva. Ia ingin tahu sejauh mana proses pendekatan Fiana dan Agasthya.
"Ya gitu-gitu aja, masih pdkt-an doang, Va." Pipi Fiana menggembung.
"It's okay, Fi. Nikmatin aja, ga usah buru-buru." Jeva meyakinkan.
"Hufft, iya, Va. Thanks juga, ya? Agas udah cerita soal gimana lo kasih tau dia tentang perasaan gue. Gue utang banyak makasih ke lo." Senyum Fiana mengembang.
"Apa sih, Fi. Gak ada utang-utangan. Gue ikut seneng kalo kalian seneng."
"Aaa so sweet," balas Adhara terharu.
Ketiganya tertawa bersama, sebelum Adhara dan Fiana terdiam dengan saling memandang. Hening seketika.
"Kenapa, sih?" tanya Jeva.
Adhara mengode dengan dagu ke arah belakang Jeva, seolah memberi tahu karibnya itu untuk melihat ke sisi yang baru saja ia tunjuk.
Jeva bingung, namun tetap menuruti perkataan Adhara untuk melihat ada apa dibelakangnya.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
AVIGAR || END
Genç Kurgu𝐊𝐚𝐦𝐢 𝐚𝐝𝐚𝐥𝐚𝐡 𝐕𝐀𝐋𝐀𝐒𝐓𝐀. 𝐃𝐮𝐝𝐮𝐤 𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐑𝐚𝐭𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐝𝐢𝐫𝐢 𝐭𝐚𝐧𝐩𝐚 𝐑𝐚𝐣𝐚 Avigar Mahesta, cowok ganteng ketua geng Valasta. Semua cewek di sekolah tergila-gila padanya, tapi maaf, Avigar sudah punya pacar, Jeva. Jeva Kale...