31. Tentang Avigar

634 18 4
                                    

Aku bersamamu untuk memberi bahagia, bukan memberi lara dan cerita duka.

Avigar


Setelah memakan waktu sedikit lama karena kemacetan, Ivanna dan Jeva akhirnya sampai di kediaman yang dituju

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Setelah memakan waktu sedikit lama karena kemacetan, Ivanna dan Jeva akhirnya sampai di kediaman yang dituju.

"Papi, liat dong Mami bawa siapa," ujar Ivanna pada suaminya, Bisma, yang duduk di teras rumah.

Jeva tersenyum ramah, "Assalamualaikum, Om."

"Wah, ada caman. Waalaikumsalam. Sini-sini, masuk, nak," ajak Bisma sumringah.

Kedua perempuan berbeda usia itu datang mendekat, Jeva menyalami pria yang terlihat bugar dan awet muda tersebut.

"Jeva ke mana aja? Kok gak pernah main ke sini?" tanya Bisma.

"Iya, nih, Pi. Makanya, Mami sampe nyulik Jeva ke sekolah biar bisa main ke rumah kita."

"Hehe, iya, Om, maaf belum sempet ke sini lagi. Banyak tugas sekolah soalnya," jawab Jeva tak enak hati.

"Pantesan, anak lanang kita dari kemaren loyo terus, ya, Mi?"

Jeva dan Ivanna terkekeh bersama.

"Ngomong-ngomong, ke mana ni jagoan kita, kok gak keliatan batang idungnya?"

"Lagi nganterin Vilona, Pi."

"Hadeuh, dasar itu anak. Pacarnya ke sini malah nganterin cewek lain. Maaf ya, Jeva? Kalo anak itu udah keterlaluan, pukul aja kepalanya. Om ijinin."

Jeva tertawa ringan. "Iya, siap, Om!"

"Yaudah, Mami sama Jeva masuk dulu, Pi. Mau nyiapin makan siang."

"Masuk dulu, ya, om," ijin Jeva kemudian.

"Iya, nak. Anggep aja rumah sendiri."

Keduanya masuk ke dalam rumah, meninggalkan Bisma yang kembali memantau pekerjaanya melalui tablet digenggaman tangan.

"Jeva, duduk dulu, ya. Tante mau taruh tas di kamar bentar."

"Iya, Tante."

Jeva memilih untuk berdiri seraya melihat-lihat pigura kecil yang berada di ruang tamu. Ini adalah kali ke empat ia berkunjung ke kediaman Avigar, namun tak pernah sempat untuk melihat-lihat potret yang terpajang.

Bibirnya tersenyum tipis, mengambil foto yang menampilkan Avigar kecil yang sangat menggemaskan karena makan coklat hingga belepotan.

Diletakannya kembali bingkai itu, tangannya mengambil dua figura yang menarik atensi sekaligus membuat dirinya kebingungan. Ditangan kirinya terdapat sebuah foto keluarga. Terdiri dari Bisma, Ivanna dan Avigar yang mungkin masih duduk di bangku SMP dengan wajah datar, tak seperti kedua orang tuanya yang tersenyum lebar.

AVIGAR || ENDWo Geschichten leben. Entdecke jetzt