37. Tentang Masa Depan

514 8 0
                                    


"Vilona mengalami gangguan kecemasan dan depresi berat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Vilona mengalami gangguan kecemasan dan depresi berat. Keadaannya sangat tidak stabil. Bahkan cenderung bertambah buruk dari pada pertemuan terakhir. Tolong pastikan Vilona untuk selalu meminum obatnya dengan teratur. Pantau selalu perkembangamnya dan jangan biarkan Vilona sendiri atau merasa kesepian."

Itu yang dikatakan psikolog tentang keadaan Vilona. Penjelasan tersebut membuat Avigar harus lebih extra lagi menjaganya.

"Av!"

"Hm, iya, kenapa?" Avigar sedikit terperanjat.

"Itu dimakan, keburu dingin."

"Iya."

"Kenapa? Ada masalah?"

"Hm? Engga."

Jeva mendesah kecewa. Ia tahu Avigar menyembunyikan sesuatu darinya. Entah kapan Avigar akan terbuka.

Namun, Jeva tidak akan memaksa jika Avigar memang belum siap untuk bercerita. Berkomitmen agar saling terbuka, tidak serta merta membuat Jeva menuntut Avigar untuk menceritakan segala yang ia punya. Bagaimanapun juga, Jeva menghargai privasi Avigar. Jika cowok masih ragu, maka Jeva akan dengan sabar menunggu.

"Oiya, Av, entar kapan-kapan, kita nonton film yang satunya kemarin, ya?" ajak Jeva mencoba membangun mood Avigar.

Avigar mengusak kepala Jeva. "Iya, entar kita tonton."

Jeva tersenyum puas. Sementara Vilona sedikit cemburu dibuatnya. Ia senang Jeva dan Avigar kembali bersama. Namun melihat mereka begini juga membuat hatinya terbakar.

"Vi, jangan lupa abis ini minum obat lo," peringat Avigar.

"Iya."

"Lo, sakit?" tanya Jeva.

"Kepo."

Jeva memutar mata. Memang salah memberi perhatian pada gadis itu.

"Vilona gak sakit, Va. Cuma vitamin biasa kok," jawab Avigar mewakili.

Jeva mendengus. "Perhatian amat, sampe diingetin."

Vilona tersenyum. "Kenapa? Iri, ya?"

"Gue? Iri sama lo? Hhh, stroberi mangga nanas, sorry gak panas."

"Kalo gue sakit, Avigar gak cuma nyuruh gue minum obat. Dia suapin gue, bawain gue boneka, manjain gue," sambung Jeva pongah. "Baru diingetin minum vitamin doang udah berasa paling ratu."

Avigar mendesah. Adegan yang selalu terjadi tanpa pernah absen di meja kantin ini.

"Udah, gak usah ribut," lerai Avigar. "Vi, lo udah selesai kan makannya? Sekarang lo balik kelas, terus minum obat lo."

Kepala Avigar memutar ke arah Davan. "Dav, tolong anterin Vilona."

Davan mengangguk, bersiap untuk melaksanakan permintaan Avigar.

AVIGAR || ENDWhere stories live. Discover now