39. Mantan

694 17 2
                                    

Terkadang, ada hal yang tidak dapat kita toleransi, terus menerus.

Terkadang, ada hal yang tidak dapat kita toleransi, terus menerus

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Ini adalah hari pertama Jeva menyandang status jomblowati. Berbanding terbalik dengan Agasthya dan Fiana yang baru saja meresmikan hubungan mereka.

"Jadi, lo beneran putus, Va?" tanya Adhara entah sudah yang keberapa kali.

"Iya, Dhara. Gue harus jawab berapa kali," jengah Jeva menjawab.

"Syulit dipercaya."

"Kenapa?"

"Waktu lo bener-bener break, eh baikan. Giliran kemaren keliatan adem ayem aja, eh, tiba-tiba putus. Gak jelas lo berdua."

"Kadang, ada hal yang gak bisa terus-terusan kita toleransi," jawab Jeva asal.

"Emang kudunya udah dari dulu lo putusin Avigar, Va. Sorry to say, tapi hubungan lo sama dia udah gak sehat banget."

Jeva hanya mengangguk kecil. Yang dikatakan Adhara tidak salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Setahun bersama, nyatanya tidak hanya luka yang Avigar beri. Support, perhatian, bagaimana cara Avigar menjaga dan melindunginya, merawatnya dikala sakit, juga turut mengisi kehidupan Jeva. Tak dipungkiri, Avigar juga menghujaninya dengan cinta, hanya saja caranya berbeda. Meski malam tadi, akhirnya Jeva benar-benar kalah oleh Vilona. Gadis itu memilih untuk menyerah.

Berbeda dengan Adhara yang sangat senang atas putusnya hubungan Jeva dan Avigar, Fiana tampak gelisah dengan perasaan campur aduk. Hal yang dapat ditangkap jelas oleh Agasthya.

"Hei," ucap Agas mengalihkan atensi Fiana.

"Gue sayang sama lo, oke?" sambungnya mencoba menenangkan Fiana. Agas tahu betul keresahan kekasihnya. Gadis itu pasti takut jika Agas menyesal telah meresmikan hubungan mereka disaat Jeva sudah putus dengan Avigar. Fiana takut, Agas akan kembali mencoba mendekati Jeva dan membuangnya begitu saja.

Dan perihal panggilan, Agasthya masih belum bisa ber-aku-kamu. Berteman cukup lama, membuat cowok itu sedikit canggung dan sulit untuk merubahnya seketika. Mungkin nanti akan ia coba perlahan.

Gadis itu mengangguk, merasa lebih tenang akan pernyataan Agas barusan.

"Eh, eh, anak IPS, tuh," ujar Betrand tiba-tiba kala murid kelas Avigar mengarah ke lapangan yang sedang kelas IPA tempati.

Keempatnya mengikuti arah pandang Betrand. Jeva sendiri seketika muak saat melihat cowok yang kini berstatus mantan mengenakan kaos putih dan celana abu yang sialnya terlihat tampan.

"Kelas kita mau digabung sama IPS?" tanya Fiana.

"Ck! Ngapain, sih!" sebal Jeva.

Suara guru olahraga disana telah menginterupsi para siswa IPA dan IPS untuk berkumpul.

Berikut Jeva yang dalam posisi nyaman, harus segera bergabung dengan yang lain jika saja Avigar tidak dengan tiba-tiba menghadang jalanya.

"Va, gue—"

AVIGAR || ENDOnde histórias criam vida. Descubra agora