21. Menjenguk

632 23 0
                                    

Vote dulu sebelum baca maniez
‧͙⁺˚*・༓☾avigar☽༓・*˚⁺‧͙

Rutinitas Avigar kembali seperti semula. Karna perjanjian dengan Genta kemarin hanya sehari untuk bersama Vilona, maka hari ini cowok ganteng bertindik itu mengawali rutintas paginya untuk menjemput sang sahabat.

"Permisi, Pak. Saya mau jemput Vilona," ujar Avigar pada pria 40 tahunan ber-name tag Dadang.

"Non Vilona kan masuk rumah sakit, Mas."

"Hah?! Kapan, Pak? Kenapa bisa masuk rumah sakit?" Avigar kaget bukan main, dari semalam Vilona memang sulit sekali dihubungi. Pesan whatsappnya hanya mendapat tanda centang satu, tulisan memanggil tak pernah berganti kala cowok itu mencoba menelpon.

"Kemarin sore dibawa sama Bapak, Mas. Buat sebab dan nama rumah sakitnya, saya juga kurang tau, soalnya Bapak gak ada bilang apa-apa sama saya."

Raut Avigar mengeras, pasti pria jahanam itu membuat ulah lagi.

"Siapa, Dang?" suara bariton dari pintu rumah mengalihkan atensi kedua lelaki beda usia itu bersamaan.

"Ini, temenya Non Vilona, Pak."

Avigar tak menggubris percakapan kedua pria itu dan langsung mengambil langkah menghampiri Fandy yang sudah rapi mengenakan jas.

"Dimana Vilona dirawat?" tanya Avigar dengan tatapan menghunus kedua mata Fandy yang sama tajamnya.

"Saya rasa, saya tidak ada kepentingan untuk memberi tahumu."

Avigar mencengkram helm full facenya kuat-kuat. Menahan diri untuk tidak melayangkan beda itu ke kepala keras Fandy.

"Pasti lo kan yang bikin Vilona masuk rumah sakit?!"

Fandy terkekeh. "Ingat ini baik-baik bocah ingusan," kedua mata elang itu beradu, saling membunuh dengan tatapan. "Pertama, jaga bicaramu. Kamu tau, kan, sedang berhadapan dengan siapa? Kedua, jangan campuri urusan saya dan jauhi Vilona, atau kamu akan menerima akibatnya."

Senyum sinis terbit pada bibir merah muda Avigar. "Gue gak pernah takut sama lo. Buat gue, lo cuma monster yang harusnya gak pernah ada di hidup Vilona."

Setelah menampar Fandy dengan kata-katanya, Avigar langsung meninggalkan tempat, menarik gas secepat kilat. Kepalanya penuh bisikan untuk menghajar pria berstatus ayah Vilona tadi. Untung kewarasan masih hinggap di dirinya hingga tak melakukan hal-hal gegabah. Ia paham, ia tidak bisa melawan Fandy dengan kekerasan.

 Ia paham, ia tidak bisa melawan Fandy dengan kekerasan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RSPI. Ruang VIP.

Akhirnya penantian Avigar mendapat balasan. Jika Vilona sudah bisa membalas chatnya, semoga dia dalam keadaan baik-baik saja.

Avigar juga sengaja tidak memberi tahu teman-temanya tentang keadaan Vilona. Ia belum tahu pasti alasan sahabatnya itu dirawat. Jika penyebabnya seperti yang sudah-sudah, akan bahaya kalau rahasia yang ia dan Vilona jaga terbongkar di depan semua orang.

AVIGAR || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang