Teman Baru

4.1K 384 33
                                    

Haiii. Selamat datang kembali 🌻

Semoga enggak bosan sama cerita ini yaa 😚





"Kana. Turunlah."

Ini sudah ketiga kalinya Mew meminta Gulf turun dari gendongannya. Sama seperti tadi, Gulf menggeleng. Justru semakin erat melingkarkan tangannya di leher Mew.

Gulf menenggelamkannya kepalanya di selangka leher Mew. Sedangkan kedua kakinya melilit di tubuh Mew."Kana ingin pergi bersama Daddy. Kana tidak ingin sendirian disini. Kana kesepian," rengek Gulf seperti anak kecil.

Kao berdecak. Waktunya terbuang sia-sia karena drama yang Gulf buat. Baru saja Kao ingin berbicara, Mew sudah menatapnya dengan tatapan mengisyaratkannya untuk tetap diam.

Kao memutar bola matanya malas."Aku akan menunggu di mobil. Cepat selesaikan drama ini." Setelah mengatakan itu, Kao langsung melengos pergi dari rumah Mew.

"Kana. Aku tidak bisa membawamu. Sementara aku pergi, kamu bisa fokus berlatih piano, okay?"

Gulf mengembungkan pipinya kesal. Merasa rayuannya tidak berhasil pada Mew, Gulf memutuskan untuk turun dari gendongan Mew.

"Baiklah. Pergi saja. Aku akan fokus berlatih piano," sahut Gulf tanpa menatap Mew.

Mew menarik dagu Gulf. Memaksa pria itu untuk menatapnya."Kana-nya Daddy marah, hmm?"

Gulf menggeleng."Tidak. Pergi saja. Aku sudah mencoba semua cara untuk merayu Daddy. Tapi tidak berhasil. Aku menyerah."

Mew mengelus pipi Gulf."Aku akan segera kembali. Jaga dirimu, dan jangan macam-macam selama aku pergi. Okay?" Nada bicara Mew terdengar sangat tegas.

Gulf mengangguk kecil.

Merasakan perubahan ekspresi di wajah Gulf. Mew menarik Gulf ke dalam pelukannya, tangan kekarnya mengelus punggung Gulf, naik sampai ke rambut pria yang sedang memasang wajah datar."Aku akan kembali secepatnya, okay?"

Gulf mengangguk. Mew melepaskan pelukannya, matanya sedikit menyipit. Memastikan jika apa yang dia lihat tidak salah. Mew lagi-lagi menghela napas. Mata cantik milik Gulf sudah berkaca-kaca.

Mew menyeka air mata Gulf dengan tangannya."Kamu menangis?"

Gulf menggeleng."Tidak. Pergilah."

Mew menatap jam tangannya. Dia sudah terlambat. Jika Mew mengulur waktu lagi, Kao akan marah.

Mew mengalihkan tatapannya pada Khai dan Mike."Jaga dia."

Setelah mendapat anggukan kepala dari Khai dan Mike. Mew langsung bergegas pergi menyusul Kao.

Gulf menatap punggung Mew yang semakin menjauh, kemudian hilang di balik pintu.

Mike mendekati Gulf, merangkul pria yang sedang berusaha menahan tangisannya itu."Hey, Kakakku hanya pergi untuk beberapa hari. Kenapa kamu bersikap seolah-olah, Kakakku akan meninggal besok?"

Gulf yang kesal, menginjak kaki Mike dengan tenaga kuat. Sehingga sang pemilik kaki langsung meringis kesakitan."Bajingan menyebalkan!" Sungut Gulf kemudian kembali ke kamarnya.

Mike berdecak."Sejak kapan tubuh kurusnya itu bisa menghasilkan tenaga sebesar ini,"keluh Mike yang masih merasakan nyeri di kakinya."Ini pasti karena servis yang Kakakku berikan setiap malam."

Khai menggelengkan kepalanya mendengarkan celotehan Mike.

"Dia sangat imut. Pantas saja Kakakmu mengurungnya disini," ujar Khai.

Mike berdecih."Dia hanya bersikap imut saat bersama P'Mew saja. Kau tidak mendengar saat dia menyebutku bajingan?" Mike menggelengkan kepalanya."Sebenarnya, dia memiliki mulut yang pedas. Jika kau bersamanya lebih lama lagi, kau akan mengetahui sifat aslinya."

MEWGULF (The Secret Of Mafia) EndWhere stories live. Discover now