Lost Control

2.8K 305 56
                                    


Enggak nyangka cerita ini bisa nembus angka 100k..melebihi ekspektasi aku banget ini mahh😭👍

Makasih buat kalian yang udah nyempetin baca cerita ini 😚

Makasih juga yang udah dukung aku dengan vote dan komen.

Selamat membaca bab ini. Maaf untuk typo dan lainnya 😚




Satu Minggu kemudian....

"Kana!"

Mew terbangun dari tidurnya. Keringat dingin membasahi keningnya, napasnya terengah-engah. Mew menoleh, pria itu menarik napas lega saat melihat Gulf masih tertidur di sebelahnya.

Mew mengalami mimpi mengerikan. Dimana dia dan Gulf berada di sebuah ruangan dan mereka berdua saling menodongkan pistol satu sama lain. Di mimpinya, Gulf menembak dirinya sendiri di depan matanya. Mew sangat ketakutan sekarang, tangannya gemetar tidak karuan membayangkan bagaimana jika hal itu benar-benar terjadi. Mew pasti akan mengakhiri hidupnya saat itu juga. Dia tidak akan hidup jika Gulf tidak ada di sisinya.

Mimpi yang mengerikan.

Mew benci mimpi dan perasaan takut ini.

Mew melirik jam weker yang menunjukkan pukul 4 pagi. Mew bangkit dari posisinya, sedikit mengitari ranjang kemudian duduk di tepi ranjang. Tangan Mew terangkat, mengelus rambut Gulf dengan tatapan dalam. Mew tidak ingin jika mimpi itu terjadi. Jika memang ada yang harus mati di antara mereka, maka orang itu adalah Mew. Gulf mungkin masih bisa melanjutkan hidupnya setelah Mew mati, tapi Mew tidak.

Jika Mew kehilangan orang yang dia sayangi lagi, Mew tidak akan sanggup menahan luka itu. Mew sudah cukup kehilangan kedua orang tuanya, Mew tidak ingin kehilangan siapapun lagi.

"Tidak bisakah kamu memaafkan aku, Kana? Apakah kamu tidak bisa melupakan jika aku pembunuh keluargamu, sama seperti aku melupakan kamu adalah anak dari keluarga Sutthaya?" Mew masih enggan mengalihkan pandangannya dari Gulf.

Jika Mew mengatakan cerita yang sebenarnya, apakah Gulf akan memaafkannya? Tapi, apakah Gulf akan mempercayainya? Mew sudah menghancurkan kepercayaan Gulf, Mew tidak yakin Gulf akan mempercayai apa yang dia katakan. Gulf pasti akan mengatakan jika Mew mengarang cerita.

Seperti yang kalian tau. Gulf sekarang menganggap apapun yang keluar dari bibirnya adalah sebuah kebohongan.

Itu wajar. Semua orang yang berada di posisi Gulf akan melakukan itu. Memang sulit untuk kembali percaya pada orang yang sudah membohongi kita.

"Kamu tau? Dulu saat melihat wajahmu aku selalu teringat akan Ayahmu." Mew tersenyum tipis."Itulah sebabnya aku selalu tidur dengan wanita lain. Aku ingin melampiaskan kemarahanku. Aku bisa saja melampiaskannya padamu, tapi kamu selalu menarik rasa simpatiku dengan wajah manismu."

Mungkin Gulf adalah satu-satunya orang yang berhasil menarik rasa simpati Mew. Sebelum mengenal Gulf, Mew tidak pernah bersimpati pada siapapun. Mata itu, saat Mew menatap mata milik Gulf selalu ada perasaan aneh yang menjalar di tubuhnya. Bahkan jika Mew bersikap kasar pada Gulf, dia akan menyesalinya beberapa saat kemudian.

Perasaan bersalah itu selalu datang dan menggangunya. Mew biasanya menghilangkan perasaan itu dengan cara tidur dengan orang lain. Jujur saja, Mew bisa saja meniduri Gulf saat pria itu berusia 17 tahun tapi Mew tidak bisa. Bukan karena umur Gulf tapi karena Mew selalu mengingat wajah pembunuh orang tuanya ketika menatap Gulf.

Gulf memiliki wajah yang mirip dengan Ayahnya. Sangat mirip hingga Mew kadang ingin membunuh Gulf.  Mew tidak tau sejak kapan dia sudah mulai terbiasa dengan Gulf dan mulai melupakan fakta jika Gulf adalah anak dari keluarga Sutthaya. Mew jatuh cinta begitu saja pada pria berwajah menggemaskan itu.

MEWGULF (The Secret Of Mafia) EndWhere stories live. Discover now