Cemburu

3.5K 428 97
                                    

Karena pembaca tembus 40k aku mutusin buat update dehh. Udah di teror juga di suruh update 😭🤸

Jangan lupa vote ya. Yakali yang baca 700 lebih, tapi votenya ga bisa nyampe 200 sih..sad sekali☺️






Mew menghempaskan tubuhnya secara kasar di atas ranjang. Sudah tujuh hari dia harus menahan amarah karena Anna terus mencoba untuk mendekatinya. Tentang proyek itu, Alexander memberikannya pada Max dengan syarat Mew tidak boleh meniolak jika suatu saat Anna ingin menikah dengannya.

BUKANKAH ITU GILA?!

Mew bahkan tidak tertarik dengan wanita bernama Anna itu.

Rasanya dia ingin memotong tangan Anna saat dia menyentuh dan memeluk dirinya.

Rasanya Mew ingin memotong lidah Anna saat dia mengatakan kalimat-kalimat manis di telinganya.

Jika saja bukan karena Gulf. Dia tidak akan mau bertahan sampai sejauh ini.

Jika Anna ingin menikah dengannya? Mew akan membunuh Anna di suatu tempat agar mayatnya pun tidak bisa di temukan oleh orang lain. Kematiannya akan hilang seiring waktu. Mew sudah memikirkan hal itu sejak Alexander memberikannya kesepakatan gila itu.

Mew memijat pelipisnya. Kepalanya pusing memikirkan pesta perayaan yang akan di adakan nanti malam. Dia harus menahan diri lagi saat Anna mendekatinya.

Gulf tidak pernah menyinggung masalah Anna. Tapi Mew yakin, jika Gulf tidak suka saat Anna dekat dengannya. Dari tatapan mata Gulf saja Mew sudah tau jika pria itu merasa cemburu.

Tapi Mew tidak bisa melawan perintah Max. Bagaimanapun juga, dia memiliki hutang budi bahkan nyawa pada Max. Mew sudah berjanji pada dirinya sendiri akan melayani Max seumur hidupnya, dan Mew tidak pernah mengingkari janjinya.

Jika pun Mew melakukan itu. Max pastinya tidak akan diam begitu saja. Pria kejam itu pasti akan berusaha keras untuk menyingkirkan Gulf dari hidupnya. Bahkan, mungkin Max tidak akan segan-segan membunuh Gulf dengan tangannya sendiri.

Lamunan Mew buyar saat suara pintu terbuka terdengar. Dia menoleh.

Gulf keluar dari kamar mandi dengan rambut yang basah."Bagiamana makan siang Daddy dengan gadis itu?" Tanya Gulf di selingi tawa kecilnya.

Percayalah. Itu hanyalah caranya untuk menyembunyikan rasa cemburunya. Meksipun tau jika Mew jika tertarik dengan Anna, tapi tetap saja Gulf tidak rela waktunya dengan Mew terbuang sia-sia karena gadis gila itu.

Mew menepuk ranjang."Berbaringlah bersamaku."

Gulf meletakkan handuknya di atas sofa, kemudian berbaring di sebelah Mew.

"Pinjamkan aku lenganmu sebentar," pinta Mew dengan nada lembut.

Gulf mengangguk, merentangkan lengan kanannya. Mew tersenyum senang, merebahkan kepalanya di atas lengan Gulf."Aku merindukanmu,"ungkap Mew mengikis jarak di antara mereka.

Gulf yang sudah menunggu Mew sejak tadi ikut memeluk Mew. Mew mengendus leher Gulf, menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Gulf."Aku suka aromamu. Itu membuatku tenang."

Gulf menunduk."Apakah gadis bernama Anna itu memiliki aroma yang harum juga?"

Mew berdecak."Jangan membahasnya saat aku sedang bersamamu, Kana. Aku membencinya. Aku hanya mencintaimu, bayi besarku."

Mew tersenyum ketika merasakan detak jantung Gulf yang semakin kencang. Terlebih lagi saat Mew mengendus dan menjeliati leher putihnya. Sangat menyenangkan, Mew menyukai bunyi detak jantung Gulf.

"Detak jantungmu sangat merdu, Kana," goda Mew memeluk pinggang Gulf semakin erat.

"Daddy!"

Mew tertawa puas melihat pipi Gulf yang memerah karena godaannya."Baiklah-baiklah. Aku hanya bercanda. Aku akan tidur sebentar. Kepalaku pusing karena gadis gila itu."

MEWGULF (The Secret Of Mafia) EndWhere stories live. Discover now