Terungkap

2.6K 350 85
                                    

Haii!!!

Udah pada siap baca bab ini? Wkwk.

Sebelum baca vote dulu dong. Kasi apresiasi lah sama aku. Cuma klik bintang pojok kiri doang kok. Ga susah. Bab ini 4k word lho. Rekor tertinggi aku dalam ngetik 😭✋

Terimakasih karena sudah menemani cerita ini sampai saat ini. Jujur ga nyangka karena cerita ini mau tembus 90k pembaca😭 makasih banget buat yang selalu support aku dengan vote dan komen kalian.

Kalau aku lama update, itu artinya aku lagi nonton series okay? List series numpuk soalnya 😭🤣

Tapi aku usahain buat update cepet kok.

Oke. Sekian bacotan dari author. Selamat membaca. Yang enggak mau ovt di sarankan bacanya besok pagi aja 🌚



Gulf. Pria itu masih terduduk di lantai dengan air mata yang mengalir melalui sudut matanya. Kepalanya berkali-kali menggeleng, seolah menolak kenyataan yang sudah ada di depan matanya.

Mew membunuh keluarganya?

Lalu. Kenapa Mew menyelamatkannya?

Kenapa Mew membawa Gulf ke dalam kehidupannya, memberinya kebahagiaan dan kehidupan baru. Kenapa Mew tidak membunuh Gulf seperti apa yang telah Mew lakukan pada keluarganya?

Sial!

Gulf merasa seperti orang bodoh disini.

Orang bodoh yang selalu mempercayai Mew melebihi dirinya sendiri. Menghormati Mew seolah-olah Mew adalah pahlawan dan malaikat yang di kirim Tuhan untuknya.

"Dia. Dia pembunuhnya?" Gulf memukul kepalanya berkali-kali."Ini pasti mimpi! Bangunlah Gulf, ini mimpi. Ini hanya mimpi!" Gulf terus memukul kepalanya dan menampar pipinya berkali-kali.

Sampai akhirnya. Gulf terdiam di posisinya. Menekuk lututnya, kemudian memeluk kedua lututnya sambil menangis.

Kepalanya terus menggeleng."Aku mempercayainya. Aku mencintainya. Aku menghormatinya. Kenapa dia melakukan ini padaku, kenapa dia menempatkanku dalam posisi ini."

Sementara di tempat lain.

Asap rokok mengepul keluar dari bibir Mew. Satu tangannya memegang rokok yang tersisa setengah, sedangkan satu tangannya memutar-mutar pistol seperti mainan.

Di hadapannya. Seorang pria paruh baya terkapar di lantai. Kedua tangan dan kakinya terikat, wajahnya penuh lebam dan darah mengalir dari pelipis serta sudut bibirnya.

Mew melempar putung rokoknya ke tanah. Kemudian mensejajarkan dirinya dengan tangan kanan musuhnya itu. Mew menarik rambut pria itu hingga mata mereka saling bertemu."Kau masih keras kepala ternyata. Saya memberimu satu kesempatan lagi. Katakan siapa bosmu."

Pria itu berdecih. Tidak ada rasa takut sedikitpun di wajahnya meksipun anak buahnya sudah memukul dan menyiksanya secara brutal. Harus Mew akui. Tangan kanan musuhnya itu sangat setia.

"Meskipun aku harus mati disini. Aku tidak akan mengungkapkan identitas bosku," jawabnya tanpa rasa takut sedikitpun.

"Dia sangat keras kepala." Kao menodongkan pistol ke kepala pria itu."Katakan saja. Jangan membuang-buang waktu dan tenaga kami!" Sinis Kao yang mulai kehilangan kendalinya.

Mew menatap Kao. Mengisyaratkannya untuk tenang."Saya dengar. Bosmu itu membantumu membiayai pengobatan anakmu."

Kata anak mampu membuat pria di hadapannya ini langsung menatapnya.

Mew menyunggingkan senyumannya."Anakmu sangat manis. Apakah dia tau apa pekerjaan Ayahnya?"

"Jangan membawa anakku ke dalam masalah kita!" Tekan pria itu. Sebut saja namanya Ken.

MEWGULF (The Secret Of Mafia) EndDove le storie prendono vita. Scoprilo ora