Keep Loving Me Forever

3.2K 376 51
                                    

Yuhuuu..aku update!!!

Jangan lupa vote. Di bab sebelumnya votenya ga nyampe 200 hmm. Sedih banget. Emang ngasi vote sesusah itu, ya? 🚣

Btw...Makasii 54k viewersnya. Enggak nyangka cerita ini bisa nyampe angka itu. SENENG PAKE BANGET!! 😚❤️






Di tengah malam. Seorang pria yang tidak bisa tidur tampak berdiri di balkon, memejamkan matanya, menikmati angin malam yang dingin.

Gulf menghela napas berat. Ya. Pria itu tidak bisa menyingkirkan Anna dalam pikirannya. Ini adalah pertama kalinya Gulf membunuh seseorang. Ah, tidak. Dia juga membunuh Khai.

Gulf tidak pernah membayangkan dirinya akan berubah secepat ini. Dia sendiri tidak tau kenapa amarahnya cepat sekali tersulut.

Gulf pernah mengatakan jika dia erasa lega saat membunuh Anna bukan? Tapi kenapa sekarang Gulf malah merasa bersalah?

Apakah Gulf terlalu kejam?

Argh!! Semua pemikiran ini membuat kepalanya pusing.

Gulf melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 2 dini hari. Pria itu berdecak. Mew belum juga kembali. Pria itu selalu saja menghilang saat dia membutuhkannya.

Entah kemana Mew pergi. Gulf tidak sempat bertanya, karena Max yang mengajak Mew pergi. Gulf tidak berani bertanya lebih detail.

Mungkin saja mereka ingin membahas tentang kematian Anna.

Gulf sudah menggangu rencana Mew dan Max.

Ahh..dia merasa bersalah. Meskipun Max dan Mew mengatakan jika dia melakukan perbuatan yang benar, tetap saja Gulf tidak tenang.

Gulf masuk kembali ke kamar. Udara semakin dingin, Gulf tidak bisa menahannya.

Naik ke atas ranjang. Gulf menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Selang beberapa menit, suara pintu terbuka terdengar. Gulf menyibak selimutnya, Mew masuk ke kamar dengan tubuh yang sempoyongan.

Ck. Pria itu pasti mabuk.

Mew melepaskan jasnya, melemparnya ke sembarang arah, lalu naik ke atas ranjang. Tidak, lebih tepatnya naik ke atas tubuh Gulf.

Gulf menutup hidungnya. Bau alkohol langsung menusuk penciumannya saat Mew berada di atasnya. Entah berapa banyak yang Mew minum.

"Bayi besarku belum tidur ternyata. Kamu menungguku?" Tanya Mew hendak mencium Gulf, tapi gagal karena Gulf menutup mulutnya dengan tangan.

"Daddy bau alkohol."

Mew mengembungkan pipinya."Beri aku ciuman, sayang," rengek Mew seperti anak kecil.

Ck. Kenapa Mew sangat menggemaskan? Bagaimana bisa Gulf menolak pria ini sekarang?! Dia tidak akan bisa melakukannya.

Gulf mengangguk. Menyingkirkan tangan yang menutupi bibirnya. Mew tersenyum senang, mencium bibir Gulf cukup lama.

"Berapa banyak yang Daddy minum?" Tanya Gulf menyudahi ciuman mereka.

Mew menggelengkan kepalanya."Aku lupa setelah tegukan kelima. Kenapa? Apakah aku bau alkohol?"

Gulf menganggukkan kepalanya."Iya. Mandilah, dan segera jadi bantalku. Aku tidak bisa tidur."

"Tidak." Mew menjatuhkan tubuhnya di atas Gulf. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Gulf. Jangan lupakan dengan pelukannya yang sangat erat, sehingga membuat Gulf merasa sedikit sesak.

Tubuh Mew sangat besar. Gulf terlihat menciut jika bersama Mew. Tubuh kekar pria itu menutupi seluruh tubuhnya.

"Tubuh Daddy bau alkohol. Mandilah."

MEWGULF (The Secret Of Mafia) EndWhere stories live. Discover now