03

20.3K 1.6K 56
                                    

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀


Pagi cerah menjelang, dengan wajah terkantuk-kantuk seonggok gumpalan salju.
eh- bukan itu anak manusia remaja kecil berkulit putih yang tengah duduk diatas kasur kecilnya.
ceritanya baru bangun dari tidurnya sembari mengumpulkan nyawanya yang masih tertinggal dialam mimpi.

Klekk!

" Eh- kesayangannya mama udah bangun..."

Riani tersenyum cerah mendekati putra mungilnya itu.

" Tidurnya nyenyak sayang? " tanya Riani lagi mengecup kening setelah menyibak poni rambut bayi besarnya.

Abigaeil hanya mengangguk,menutup mulutnya lalu menguap Riani hanya bisa tersenyum pemandangan seperti ini adalah yang selalu ia impikan
melihat kesayangannya bangun tidur dalam keadaan baik.

" Mama? "

Riani berdehem menjawab panggilan anaknya, mengerutkan dahi kala abigaeil beringsut mendekati dirinya lalu memeluknya, membenamkan wajahnya di ceruk leher miliknya.

" Kenapa sayangnya mama? hm,
Abi mimpi buruk? " tanya Riani lembut

Dirasanya abigaeil mengeleng di pelukannya.

" Enggak? terus kenapa?? coba cerita sama mama~ " Riani mengusap kepala belakang abigaeil tiada jemu ia menciumi Surai lebat nan harum milik sang anak.

" Abi mimpi...ndak mimpi buruk, indah sekali soalnya Abi mimpi ketemu om-om yang katanya papa abi!! "

Riani terhenyak dalam, mendengar ucapan lirih anaknya.
ini bukan pertama kalinya Abi memimpikan hal begini.
sebegitu inginkah putranya mengenal sosok yang katanya Hero disetiap kehidupan seorang anak?

" Mama~ papa Abi mana?
Abi juga mau punya papa, kaya fathar yang punya ayah...bisa ajak fathar jalan-jalan taman, ke zoo..antar-antar sekolah, temenin belajar... terus-terus diusap kalo mau bobo.."

Sesederhana itu permintaan putra mungilnya, apakah tidak ada harapan mewujudkannya.
Riani menelan salivanya matanya memanas.

" Um... sayangnya mama~
kan kita sudah pernah bahas ini...
papa-nya Abi itu ada sayang, tapi"

" Kerja? sedang bekerja iya kan mama, mama mau ngomong itu lagi kan? "

Abigaeil melepaskan pelukannya mengerucutkan bibirnya dengan mata berkaca-kaca siap untuk menumpahkan kristal beningnya.
sudah terlalu bosan ia mendengar jawaban mama-nya.

" Apa jahat Abi ndak suka papa!
papa Ndak mau liat Abi, papa Ndak suka Abi ya mama?! "

" Husy~ gak gitu sayang, pa-pa suka abi, papa sayang sekali sama Abi..tapi sekarang papa sedang bekerja sayang~
bekerja biar punya banyak uang, biar bisa ajak Abi jalan-jalan pake mobil bagusss
Abi pingin liat gedung-gedung bertingkat kan?
Abi pingin punya mainan bagus kan?"

Abigaeil mengangguk dengan wajah tertekuk sedih sekali.

" Nah...jadi Abi sabar ya sayang...
na-nti Abi pasti ketemu papa.." Riani tahu kesalahannya memberi abigaeil harapan seperti ini dalam hati ia juga mengutuk dirinya yang tidak mampu mengatakan yang sebenarnya,tidak mampu menyakiti hati kesayangannya itu.

" Tapi kapan mama? Abi sudah besar sekarang??
Abi takut nanti...Abi ndak sempat bertemu papa~ "

" Huss~ mulutnya... mama gak suka Abi ngomong kaya gitu!
Abi anak mama, tidak akan kemana-mana..."

Riani mengeleng ribut menarik daksa mungil nan rapuh itu kedalam hangat pelukannya.
setetes air mata mengalir dari sudut matanya, jarang-jarang anak bungsunya itu berkata hal yang begitu menyakiti hati nya.

ABIGAEILWhere stories live. Discover now