24

11.4K 968 118
                                    




🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀




Arsena, tidak bisa memfokuskan perhatian pada layar laptop yang menampilkan deretan angka.
terus mengusap wajah nya beberapa kali.
ini sudah pukul satu, dan ia masih terjaga, niatnya sih ingin melanjutkan beberapa pekerjaannya yang sempat tertunda. tapi ia tidak bisa memusatkan pikirannya pada pekerjaannya. malah terus memikirkan kejadian hari ini, kejadian tadi pagi dimana ia mendengar anak manis itu meringis menahan sakit, isak tangis yang didengarnya sore tadi.  ia melihat semuanya ketika abigaeil berjalan turun dari bus jauh dari gerbang rumahnya dengan tertatih, perlakuan zaidan pada anak itu.
arsena melihatnya, ia sakit juga tiap kali melihat anak itu diberlakukan tidak adil. ia sadar ini bukan kesalahan anak itu tapi entah kenapa hatinya masih belum bisa menerima kehadiran anak itu dihidupnya.

" Hhhh... kenapa sih, masalah ini gak ada habisnya.. padahal hanya sekedar menerima anak itu, semua akan selesai tapi kenapa berat banget rasanya..! "

Sena mengusap wajah nya untuk kesekian, membayangkan wajah anak itu membuatnya semakin pusing saja.

.
.
.
.

Dilain sisi, abigaeil anak manis itu masih juga terjaga mata kucingnya sudah berair menahan kantuk, beberapa kali terlihat menguap menatap layar laptop yang di pinjamannya dari ray tangan mungilnya bergerak mengenggam kursor sesekali mengetik.

Jam kian melarut dan abi sudah sangat mengantuk sebenarnya tapi ia masih harus mengerjakan tugas sekolah miliknya, erik dan juga zai.

Kenapa zai, tadi saat abi akan memasuki kamar tiba-tiba saja zai mencegat nya melempar flashdisk kepadanya.
ini bukan pertama kalinya zai memintanya untuk mengerjakan tugas sekolah miliknya. mereka hanya berbeda kelas saja tapi jurusan dan mata pelajaran tetap sama yang membedakan mungkin hanya jadwal pembelajaran nya saja.

Abigaeil masih berkutat dengan laptopnya, meskipun malam kian larut bahkan tidak ada lagi suara yang terdengar di rumah besar ini.

" Hoamm... uu... ngantuk.." gumamnya serak, melihat ada beberapa hal yang masih perlu perbaikan dari tugas milik erik.

" Uhuk...uhuk.." abi terbatuk hingga membuat dadanya sedikit sakit.

Badannya juga masih terasa sakit, belum lagi kepalanya yang terasa berat dan sakit mungkin efek mengantuk.

" Aduh... kenapa sakit lagi sih.." abigaeil memukul pelan dadanya yang ikut sesak.

"Uhuk.. shh... um.." abigaeil mengigit bibirnya untuk menyalurkan rasa sakitnya menenggelamkan kepalanya di atas lipatan tangannya.

" Uhuk..! " suara batuknya terdengar berusaha mengatur nafasnya perlahan agar tidak menjadi masalah, dahinya mengernyit menahan rasa sakit yang menyerang tubuhnya.

" Sa-kit...um..hh.."  abigaeil meracau, air mata terus mengalir dari sudut matanya yang terpejam.
terpejam sambil terus bergumam sakit, hingga tidak sadar terlelap diatas meja belajarnya dalam keadaan duduk.

Hingga seseorang memasuki kamar tidurnya.
menemukan si empu kamar tertidur di atas meja belajar, perlahan sosok itu mendekat melihat abigaeil tertidur pulas dengan bibir terpout lucu, pipi bulatnya terlihat seperti bongkahan salju teramat putih semakin terlihat bulat akibat tertekan lipatan tangannya.

" Kenapa tidur disini...? " gumamnya tersenyum memperhatikan wajah imut itu senyum kecil tersinggung di bibirnya,.namun tidak lama berganti menyadari kerutan dan jejak air mata di wajah abigaeil.

Perlahan tangannya dibawa mengusap pipi tembem abi, hingga menyadari hawa tidak biasa menjalari telapak tangannya.

" Dia sakit.." cemas seorang itu, menatap penuh rasa cemas pada abigaeil.

ABIGAEILWhere stories live. Discover now