08

11.4K 781 29
                                    

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀


Rayidanta berjalan santai sesekali bersenandung kala memasuki rumah mewahnya, terlihat sekali jika si pemilik senyum kotak itu tengah dalam suasana hati yang bagus.
membawa tata yang dikalungkan nya ke leher, dia baru saja kembali dari acara hunting foto guna menekuni hobinya itu.

" HELLO RAY GANTENGG PULANG! "

Teriaknya ketika memasuki rumah, sebagai tanda jika ia sudah ada dirumah.
senyumannya perlahan luntur kala memasuki rumah, sepi terasa.
selalu begini.

Katanya home sweet home...katanya rumahku adalah surgaku.

Tapi kenyataannya itu tidak work it dikeluarga Wishnutama.
dia sungguh tidak bisa menemukan arti keluarga dirumah besarnya ini.
padahal ia memiliki semuanya, keluarga lengkap tapi tetap saja terasa sepi dan sunyi kadang.
iya...sih, jika sudah berkumpul dengan semua saudaranya yang lain rumah ini akan sedikit hidup tapi ya begitulah mas dan kakak-kakak nya itu work holic sekali, gila kerja
lebih mementingkan urusan pekerjaan di atas segalanya.

Kadang Ray merasa iri dengan kehidupan orang lain diluar sana
ia juga mendambakan memiliki keluarga yang damai dan harmonis layaknya keluarga pada umumnya.

" Selamat datang tuan muda..." sapa maid

Mendengar suara teriakan Ray
yang disapa hanya mengangguk
membuka kulkas dan mengeluarkan sebotol air dingin dari sana.

" Mm..sudah ada yang pulang bi? " tanya Ray.

" Tuan muda abrian ada di halaman belakang,tuan..yang lain belum.." jawab maid itu

Ray mengangguk lagi, melengos pergi Begitu saja menuju halaman belakang
penasaran juga apa yang dilakukan Abang dengan line lahir sama dengannya, disana.
kan biasanya abriansyaa itu sibuk, lebih ke sok sibuk lebih tepatnya.

Sampai disana, Ray mengernyit Melihat abrian tengah berdiri didekat tong sampah yang mengeluarkan asap dan juga api, tengah membakar sesuatu mungkin atau hanya sekedar iseng menghangatkan badannya disana, wah gabutnya manusia sok sibuk semacam abrian mainstream juga ya...?

" Wih...rajin banget bang..
cosplay jadi kang sampah loe sekarang..saking gabutnya? " tanya Ray.

Abrian menoleh sebentar dengan wajah datarnya.
Ray sendiri menyadari ada yang salah dengan kelakuan abrian akhir-akhir ini, lebih banyak diam dari biasanya ya meskipun biasanya pun begitu tapi ini berbeda...
jarang mau direspon jika diajak bercanda, uring-uringan dan ya as always cosplay jadi anak itik pemarah, Ray sedikit kesal dengan perubahan Abang beda beberapa bulannya itu.

" Ian...?"

" Kok..itu, loe bakarin?! " tanya Ray melotot pada beberapa benda dibawah kaki abrian ada juga yang sudah ludes terbakar.

" Itu bukannya.. barang keramat loe? " heran Ray

Abrian mengeleng meremas bedong bayi ditangannya, dengan sulaman nama dirinya.

" Gak..ini gak lebih dari sampah sekarang..." jawab nya melempar benda ditangannya kedalam tong hingga langsung dilalap si jago merah.

" Hah..?...kok bisa, iaan loe gak lagi mabok kan?
sampah?? itu barang-barang peninggalan Mama Ian...itu- itu juga
itu baju-baju mama yang loe diem-diem simpenin..kok malah dibakar sih?! " Ray berbicara heboh.

" Ian! bang!! Sadar ih! loe masih waras kan? bukannya itu semua barang kesayangan loe..."

Ray masih tidak percaya dengan apa yang dilakukan abrian saat ini.
bagaimana mungkin barang-barang yang sudah lama sekali ia simpan dan juga ia sayangi karena merupakan satu-satunya yang tersisa dari barang-barang mama.
Ray tahu jika diam-diam, abrian masih sering menangis merindukan istri pertama papa-nya, mama kandung mas, kakak kembarnya dan juga Ian.
masih sering mencari tahu keberadaannya, yang diam-diam selalu memeluk foto atau juga baju mamanya jika rindunya sudah tak terperi.
barang-barang yang ia pakai sewaktu bayi, alasannya jika melihat barang-barang itu ia bisa merasakan sentuhan mama-nya, rindunya bisa sedikit terbalaskan dengan hanya melihat barang-barang itu dan kini...

ABIGAEILWhere stories live. Discover now