47

5K 447 17
                                    








☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️











Hampir dua Minggu lamanya Abigaeil menjalani perawatan di rumah sakit, dan beberapa hari lalu anak manis itu diijinkan pulang oleh Freya selaku Dokter pribadinya sekarang.
tentu saja dengan sejumlah wejangan bermanfaat seputar kesehatan anak itu tak lupa di berikan si Mimi dokter. Abigaeil tidak akan lupa tentu saja karena dia hapal luar kepala Setiap nasehat yang diberikan, dia muak omong-omong.

Dan Minggu ini, anak manis bungsunya Papa Andhika itu, sudah bersiap kembali ke sekolah yang sudah genap dua bulan di tinggalkan nya.
Huh, Abigaeil jadi ragu akankah dia bisa masuk sekolah lagi mengingat absensi nya yang buruk, apakah masih ada yang mengingatnya sebagai salah satu murid di sekolah itu, apakah ada yang merindukannya atau merasa kehilangan selama ia tidak bersekolah? mungkin tidak..

Ketika Abigaeil dilema memikirkan hal-hal tersebut, justru keluarga nya malah memikirkan tentang keputusan kembalinya anak itu ke sekolah, haruskah?

" Adek... yakin gak mau homeschooling aja? enak loh dek sekolah di rumah "

Abigaeil mencebik menatap kesal pada Papa-nya, tidak sekali tapi sudah belasan kali mungkin, Papa-nya dan semua saudaranya yang lain mencoba meyakinkannya  tentang homeschooling.
membuatnya jadi kesal, padahal kan dia sudah baik-baik saja.
lagipula Abigaeil hanya akan pergi ke sekolah, kenapa mereka seperti tidak rela sekali sih hanya sekolah bukan melakukan pekerjaan berat yang mungkin mengancam nyawa kenapa semua orang jadi berlebihan sekali, Abigaeil tahu tentang kelemahannya. Tapi ini juga tubuhnya dia tahu dan mengerti batasannya

Dia kesal, dan juga sadar dia egois kali ini. Tapi tak apa bukan egois untuk kebahagiaan sendiri.

" Papa janji, adek ga bakal sendiri dan kesepian di rumah. Nanti Papa sama yang lainnya bakal gantian nemenin adek belajar di rumah,.. jadi homeschooling aja ya.."

Pinta Andhika dengan raut wajah yang di melaskan berharap bungsunya luluh, dirinya masih tidak rela, tak tenang membiarkan anak manis nya itu kembali ke sekolah yang otomatis membuat nya berjauhan meskipun hanya beberapa jam tapi andhika sangat tidak rela.
walaupun sudah mengantongi izin dari Freya tapi tidak membuat Andhika bisa berhenti mengkhawatirkan si anak

Di tatapnya Abigaeil yang terdiam dengan wajah di tekuk, melihat anak manis itu telah rapi dengan balutan seragam sekolah kebanggaan nya berdasi, bahkan almamater sekolahnya telah di pakainya pertanda anak itu sudah siap memulai harinya sebagai pelajar kembali.

Ah, Abigaeil terlihat seperti anak sekolah Dasar...

Kegiatan si anak yang tengah memasukkan beberapa barang kedalam ransel Hitam bergambar kumamon nya terhenti, Andhika mengulum bibirnya melihat manik kucing kesayangannya telah berembun, ia sadar abigaeil pasti sedang kesal sekarang dan seperti biasa jika merasa begitu Abigaeil akan menangis.
Rasanya sedikit menyesal membuat hari Seninnya Abi menjadi mendung seperti sekarang

Abigaeil yang hampir menumpahkan air matanya bergeming menatap pouch kumamon yang berisi obat-obatannya, meremasnya erat. moodnya jadi berantakan, nafas kasar terhela dari bibir mungil yang tercebik itu mencoba menenangkan diri

" P-papa tolong~"lirihnya

" Sekali ini aja, please.
abi cuma mau pergi ke sekolah, belajar lagi sama teman-teman...
Abi cuma mau melakukan apa yang bisa Abi lakukan sekarang, sebelum Abi ndak bisa lakuin lagi~"

Andhika terdiam mendengar suara serak sang Anak, dia jadi tambah bersalah sekarang.

" Kan Papa sudah janji, Abi kan sudah jadi anak baik~ denger semua yang Mimi bilang, Abi juga Ndak nangis waktu di suntik Mimi padahal rasanya sakit, Abi ndak suka...
Abi baik Papa, jadi boleh ya"

ABIGAEILTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon