13

8.6K 649 29
                                    

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀




Riani masih betah menatapi wajah damai anak manisnya yang masih betah menutup matanya kali ini tidurnya cukup lebih lama daripada biasanya ketika penyakitnya kambuh.
dan itu cukup membuat Riani takut,
takut mata indah itu tidak akan pernah terbuka lagi.

" Abi~ bangun sayang...mama kangen sekali sama kesayangannya mama~ "

" Maafin mama ya.. waktu Abi sakit mama ga ada disampingnya Abi..Abi pasti takut sekali ya.. waktu kambuh tapi mama malah sibuk dengan diri mama sendiri..."

" Ayo dong Abi cepet bangun...Abi ga kangen sama mama?
semua nungguin Abi bangun sayang~ kak Tyas, ayah fata.. fathar..dia nangis loh.. karena khawatir sama Abi..dia tanyain terus kapan Abi balik lagi kesekolah masa baru beberapa Minggu sekolah udah libur lagi...
nenek coklat susu..paman Roy..bibi bakpao..ayo nak~
jangan bikin mereka sedih...

kan mama pernah bilang kalo Abi bikin orang lain bersedih apalagi sampai nangis karena abi..itu artinya Abi bad boy.. padahal kan abigaeil-nya mama anak baik.. iya kan?
jadi bangun nak..."

Riani tersenyum kecut mengusap lengan pendek yang tertancap jarum infus, tiada jemu ia melakukannya.

Hingga suara pintu terbuka mengalihkan atensi Riani.

" Mbak...? "

Dokter Freya masuk diikuti seorang suster cantik dibelakangnya.

" Frey.."

Freya mengangguk saja melewati Riani, hendak menjalankan tugas sebagai dokter.

" Gimana Frey...? " tanya Riani Melihat Freya selesai dengan kegiatannya.

Freya mengangguk sekilas, menyibak lengan atas Abigaeil yang tertutup lengan piyama bergambar unicorn.

" Sudah lebih baik...mbak.. sebentar lagi abigaeil pasti sadar..dan bisa bersiap melanjutkan perawatan untuk tulangnya mbak... " Riani menghela nafas lega mengangguk mendengar ucapan freya.

" Kita tunggu Abi stabil baru bisa kemo sama terapi lagi..mbak..pasti dia bakal kesulitan jalan dan bergerak, jadi Abi harus segera lanjut perawatan mbak.." sambung Freya lagi.

Riani menatap sendu wajah gempal anaknya, membayangkan Abi harus menerima perawatan untuk kankernya membuatnya bergidik, membayangkan raut tidak suka Abi ketika menjalani pengobatan yang sangat menyiksa tubuh mungil itu...

Tapi ia hanya bisa mengangguk pasrah menyerahkan segala yang terbaik untuk kesehatan anaknya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Disisi lain Wishnutama bersaudara saat ini juga tengah berkumpul di ruang rawat saudara tertua Mereka.

Sehan yang masih dalam keadaan terbaring tak berdaya, menunggu transplantasi organ.
namun sampai kini belum ada yang cocok.

Sekarang Sehan sudah dipindahkan keruang perawatan biasa hingga memudahkan semua saudaranya memantau keadaan si sulung.

Seno berhenti sebentar, mengehela nafas pelan melihat semua kakak dan juga adik-adiknya yang terlihat layu, tanpa semangat sama sekali.

" Nih...makan dulu~ "

Seno meletakkan bungkusan berisi makanan diatas meja.
tapi sama seperti sebelumnya semua hanya akan meliriknya tanpa menyentuhnya hanya saja bila makanan itu sudah mulai mendingin dan sudah ada lapar maka akan ada yang memakannya itupun hanya sedikit.
bahkan Zaidan yang terkenal dengan hobi makan pun, kini terlihat jarang menyentuh makanan.

ABIGAEILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang