05

17.2K 1.2K 11
                                    



🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀











Abigaeil duduk didepan sebuah toko roti tidak jauh dari rumah miliknya.
kaki-kaki kecilnya terbungkus selop dengan karakter keropi berwarna hijau, sibuk mengayun kedepan dan juga belakang sementara mulutnya penuh dengan potongan pai-pai manis yang tengah asyik di kunyahnya matanya merem melek menikmati sedapnya pai-pai manis dalam mulutnya, sungguh nikmat dan khidmat si kecil ini memakan makanan nya mengabaikan sudut bibirnya yang belepotan coklat dan sebagainya, membuat tampilannya seribu kali lebih mengemaskan dari hari-harinya.
sebelah tangannya membawa sekantong jeruk keprok yang baru saja diberikan oleh paman Roy
pemilik bar-bar shop dilingkungan tempat tinggal abigaeil.

" Abi~ "

Abigaeil menoleh mendengar seseorang memanggil namanya.

" Hg.., BIBI bakpao!! "

Abigaeil berteriak kesenangan melompat turun dari kursinya.

Seorang wanita bertubuh cukup gempal dengan stelan daster kebesaran dan roll rambut masih menyantol dikepalanya membuka tangannya bersiap menerima pelukan dari si manis kesayangannya semua penghuni kompleks.

" Hawo! bi..bibi kapan pulang?
kok Abi ndak tau bibi dah pulang??
kok ndak bilang Abi bibi sudah pulang...
Humpt.. bibi sengaja ya ndak kasih tau Abi.. supaya Abi ndak main ke rumah bibi lagi !
Napa bi..? Abi nakal ya? bibi ndak mau temenan sama Abi lagi?? " abigaeil bersedekap dada dengan bibir dimajukan

Wanita berlipstik tebal dengan wajah bulatnya di poles bedak berlebih hingga terlihat putih sekali kontras sekali dengan area leher dan anggota tubuh lainnya.
Namun begitu wanita yang dipanggil bibi bakpao oleh abigaeil terkenal dengan kemurahan hati dan kebaikan nya terlebih pada abigaeil, tetangga kesayangannya.
Ia sudah beberapa tahun menikah namun tidak kunjung dikaruniai anak padahal ia sangat mendambakan kehadiran buah hati.
bersyukurlah ia memiliki tetangga yang memiliki anak manis, penurut, sopan, dan juga mengemaskan seperti abigaeil sehingga membuat nya tidak terlalu kesepian.

Pasalnya si manis nan mungil itu sering sekali mengunjungi dirinya hampir setiap hari, hanya sekedar menyapa, bermain bersama burung-burung peliharaan suaminya atau tiap Minggu sore abigaeil akan berkunjung ke rumah nya untuk belajar bermain piano.

Omong-omong soal piano, abigaeil sudah jago loh memainkannya, bukan hanya piano tapi juga biola dan juga gitar.
abigaeil memang punya ketertarikan sendiri pada dunia musik terkhususnya bermain alat musik, khusus piano abigaeil bahkan pernah
mewakili SMP-nya untuk bertanding di kancah nasional dalam bidang seni musik khusus nya piano.
dari kecil abigaeil sudah menunjukkan bakatnya dalam bermain musik, tidak kalah dengan otak pintar nya.
dilingkungan nya abigaeil dikenal dengan si manis jenius.
si ceria, yang selalu menebar senyum gusinya pada siapa saja yang dijumpainya.

Dengan bibi bakpao abigaeil selalu kesana untuk sekedar bermain piano, soalnya dari semua penghuni kompleks hanya bibi bakpao saja yang memiliki piano.
sebenarnya Abi sudah lama sekali ingin punya piano sendiri dirumah namun ia juga paham dan peka.
harga piano itu tidak murah membebankan permintaannya pada sang mama bukanlah ide yang bagus pikir abi.
maka dengan senyum manisnya Abi selalu menolak jika mama-nya menawari untuk membeli sebuah piano..
ia lebih suka mengeluarkan tenaga nya untuk mengunjungi rumah bibi bakpao guna bisa bermain piano dihari Minggu sore, atau bila ia punya waktu senggang.

Kembali lagi pada abigaeil yang masih menampilkan tatapan penuh selidiknya pada bibi bakpao yang masih tersenyum lebar menangapi pertanyaan
mata kucingnya sengaja di picing kan
dengan mulut masih terus mengunyah membuat anak manis itu terlihat sangat mengemaskan sekali.

ABIGAEILWhere stories live. Discover now