53

2.1K 266 44
                                    



.
.
.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Pagi hari tiba, mentari tampak bersinar terang menghantarkan kehangatan pada setiap mahkluk yang juga telah bersiap memulai hari yang baru kembali.

Berlaku pula pada si bungsu Wishnutama pukul enam lewat, tidak mau kalah dengan matahari pagi bungsunya Wishnutama itu telah pula siap memulai harinya bahkan terlihat lebih semangat dari biasanya raut wajah ceria dan berseri terlihat menyenangkan di pandang.

" Hmm! seperti biasa Abi selalu tampan! " seru nya menatap bangga pantulan dirinya pada cermin yang bahkan lebih tinggi dari dirinya

" Sedikit kempes, tapi nda papa!" lanjutnya setelah menusuk-nusuk pipi dengan jemari pendeknya merasakan pipi bulatnya sekarang hampir kehilangan lemak, tak se-chubby dahulu.

Nampaknya suasana hati si bungsu ini sedang bagus-bagusnya, terlihat dari semangatnya ia menyiapkan diri untuk kembali menjalani aktifitas nya sebagai pelajar
Setelah mematut diri pada cermin sekarang Abigael membereskan perlengkapan sekolahnya tidak lupa sambil bersenandung nada-nada lucu hasil imajinasi nya sendiri

Dilihat dari sisi manapun anak itu tampak menggemaskan dengan segala tingkah nya.

" Eh! selamat pagi pangeran,! "

Andhika muncul di balik pintu kamar anak bungsunya, mengenakan pakaian santainya berupa kaos pendek dan celana training membuat ayah dari tujuh orang putra itu terlihat segar dan tentunya terlihat lebih muda.

" Masih pagi udah gemes aja dek, udah rapi.." katanya sambil mendekati anak bungsunya

" Gemes?! Abi?! " sewot Abi cepat menatap sebal papa nya

" Ganti papa! nda gemes! GANTENG" ucap Abi penuh penekanan

Andhika terkekeh mengusak asal Surai fluffy sang bungsu.

" Mm, ganteng. " lanjutnya mendudukkan diri di atas kasur sang anak

" Udah besar ya anaknya Papa, udah bisa beres-beres sendiri bahkan bisa pake sepatu tanpa minta tolong lagi.." ucap Andhika menatap seksama pergerakan si bungsu

Ada rasa lega di hati nya melihat si bungsu yang tampak sehat pagi ini bahkan terlihat ceria
rasanya sudah lama ia tidak melihat Abigael semangat seperti ini, setelah beberapa minggu hanya melihat si bungsu terbaring lemah tanpa semangat.

Kebahagiaan besar baginya melihat wajah bersinar si bungsu pagi ini tanpa keluhan sakit.
Ia hanya berharap pemandangan seperti ini bisa ia lihat selama nya sepanjang hidupnya

" Adek jangan cepet gede dong nak, Papa ga suka tau.."ucap Andhika lagi

Abigaeil menghela nafas menatap Papa nya

" Mana bisa gitu, Abi 16 sebentar lagii udah besar harus mandiri dong" jawab Abi memperlihatkan enam jari nya pada sang Papa, isyarat jika ia hampir tumbuh dewasa

Andhika terkekeh kecil ia hampir lupa anak bungsunya sebentar lagi akan bertambah usia,

" Enam tahun? itu 6 tahun adek, hm atau enam bulan?.. Adek kan masih bayii " goda Andhika

Abigaeil melotot tidak terima, mendekati Papa nya

" Ndaaak! "

" Ish enam belas tahun Papa! mana Papa, pinjam jari na sepuluh" kata nya mengangkat kedua tangan besar papanya Andhika pasrah mengikuti si bungsu

" Nah begini, sepuluh ditambah enam
jadi na enam belas tahun! yeey! " seru Abigael seraya menyatukan tangannya dengan tangan besar sang Papa

Andhika tertawa lepas merasa lucu dengan tingkah sang anak menggemaskan sekali.
lantas menarik tubuh kecil itu hingga duduk di pangkuan nya merengkuh nya dalam pelukannya, bagaimana mungkin tubuh sekecil ini akan berusia 16 tahun sebentar lagi

ABIGAEILWhere stories live. Discover now