32

12.6K 927 106
                                    

🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀














Andhika menutup pintu dengan gerakan pelan, memasuki kamar si bungsu matanya langsung tertuju pada abigaeil yang tertidur di dekapan arsena yang juga tertidur bahkan tanpa sempat berganti pakaian masih mengunakan kemeja kerjanya.
tatapannya menyendu melihat tiang infus di sisi ranjang yang terhubung pada lengan abigaeil.

" Pa?"

Andhika menoleh melihat zaidan yang ternyata ada disana rebahan di sofa dengan handphone ditangannya.

"Zai..? gimana keadaan adek? dokter bilang apa? " tanya andhika

"Udah membaik sih, udah gak sepanas tadi badannya~
tadi juga udah dikompres sama kak no~ terus juga udah dikasih plaster buat demam.."

"Soal dokter, idan ga tau pa.. kak seno yang ngomong sama dokter"

Jawab zaidan panjang lebar, melihat papa dan abigaeil bergantian.

Andhika mengangguk paham mendekati anak bungsunya yang terlihat pulas sekali.

"Seno yang kompres..." gumam andhika senyumnya mengembang melihat plaster yang menempel di dahi sempit itu mengusapnya berkala.

" Um~ kak no tobat kayanya pah..." jawab zai

Andhika menoleh mengangguk seraya tersenyum.

"Pah, perasaan adek sering banget deh sakit akhir-akhir ini... apa gak coba cek aja kerumah sakit..? " saran zai

"Papa juga kepikiran dan udah pernah papa ajakin tapi adek kamu selalu gak mau..hhhh..." jawab andhika diakhiri dengan hembusan nafas panjang.
memperbaiki bantalan untuk lengan si kecil guna menjaga infusan nya.

"Like father like son~
sama-sama keras kepala..." gumam zai

Kemudian keduanya hening sama-sama memperhatikan abigaeil dalam diamnya.

"Tapi tumbenan kamu jam segini dirumah zai, ga nongkrong kaya biasanya...? " tanya andhika

"Huh~  salah lagi, nongkrong dikatain ngelayap mulu.. giliran dirumah ditanyain kenapa ga keluar.." misuh zai

Andhika tertawa kecil, menangapi ucapan zai.

" Ya kan, papa bilang tumben.. bang~ "

Zaidan tersenyum lebar mendengar panggilan papanya. iya, dia seorang abang sekarang... abang!

" Hehehe..." cengirnya hingga membuat dua gigi kelincinya terlihat.

....

" Zai..." panggil andhika kegiatan zai yang hendak keluar kamar terhenti berdehem pelan menjawab papanya.

"Papa bisa minta tolong? " tanya andhika terlihat tak yakin.

Zaidana mengerutkan keningnya, lalu mengangguk.

"Kenapa pah"

" B-bantu papa jaga adek.." minta andhika

" Sure pah, tanpa papa minta tolong pun idan pasti akan lakuin itu.. abi adik aku tugas idan sebagai abang untuk menjaga adiknya, dari siapapun.. idan gak akan pernah biarkan siapapun menyakiti abi" jawab zai serius

"Termasuk dari mama? "

Zaidan terkesiap, netra bulatnya menajam dengan wajah mendatar.

"No one can't touch my little brother...
tanpa seizin aku termasuk dia "

"Papa bisa lakuin apapun yang papa mau sama dia..
pembalasan yang setimpal atas apa yang sudah diperbuat idan gak akan ikut campur..."

ABIGAEILWhere stories live. Discover now