40

9.7K 887 181
                                    





🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀🍀














Rayidanta mengelap sudut bibir Abigaeil yang kotor akibat Taco yang sedang dimakannya, Makan dengan sangat lahap dan nikmat tentu saja.
disampingnya ada Zaidan yang ikut memakan satu corn dog sembari bersandar di badan food truck.
Ketiga nya sedang jalan-jalan menikmati angin sore taman Menteng yang ramai dikunjungi.

" Abis ini langsung pulang ya, Papa udah chat suruh pulang"

Ujar Ray setelah menelan gigitan terakhir hamburger miliknya.

" Kok pulang, kan belum jam 5 Abang" Abi berdecak pelan kan janjinya dia boleh keluar sampai jam Lima sore tapi apa ini, baru jam empat dan dia sudah diminta kembali ke rumah.

" Mau hujan, Papa ga mau kamu kenapa-napa" jawab Ray berusaha memberikan pengertian pada adiknya

" Tapi kan_ hhh, ya deh " anak itu menghembuskan nafasnya lalu mengangguk pasrah

" R-ray~ "

Rayidanta menoleh ketika mendengar suara memanggil namanya, matanya melebar sempurna melihat Siapa yang berdiri dibelakangnya.

Bukan hanya Ray, Zaidan juga tidak kalah terkejut melihat persepsi seorang itu. Sosok yang sudah berapa lama menghilang itu tiba-tiba muncul disini.
Melempar corn dog nya ia segera berjalan menarik pelan tubuh mungil adiknya untuk berlindung di belakang nya, dia tidak mau adiknya bertemu orang itu.

" Zaidan" panggil nya lagi

" Sedang apa anda disini! " Zaidan menyeru menatap tajam sosok dihadapannya itu.

" Hhh, begitu cara kamu berbicara pada Mama, nak? "

Zanetta, orang itu adalah Zanetta. Sosok wanita cantik yang beberapa bulan ini menghilang tanpa jejak dan kabar. Tapi hari ini tiba-tiba hadir ditempat ini.

Rayidanta menatap lekat Mama dan juga Zai bergantian. Bagaimana manik legam adiknya menyorot tajam sosok wanita yang tampak cantik meskipun tak lagi muda.

Itu Mama-nya sosok yang diam-diam dirindukan Rayidanta. Tidak banyak yang berubah dari wanita itu tetap cantik, sorot mata itu tetap sama seperti terakhir kali ia melihatnya. Sorot tajam yang begitu mengintimidasi, masih sama dengan Mama-nya yang angkuh dan terlihat sombong.

" Tcih.." Zaidan berdecih membuang tatapannya

" Lama tidak bertemu? kalian apa kabar Sayang? "

Zanetta melengkungkan senyum di bibirnya seketika sorot tajamnya melunak menatap bergantian dua Putranya begitu lekat.

" Itu..." gumamnya tangannya hampir terangkat guna menyibak rambut acak-acakan Ray ketika melihat bekas luka di kepala sang Anak. Tapi ia tidak berani melakukan nya melihat mata elang itu.

Tentu saja bekas kecelakaan beberapa Minggu lalu, dan zanetta tampak merasa bersalah melihat luka itu sampai membekas mengotori wajah tampan sang anak meskipun tidak banyak.

" Gak perlu basa-basi, Mama mau apa? Tidak puas selama ini?! " Zaidan mendengus

" Masih berani Mama menunjukkan wajah Mama pada kami! "

Abigaeil terdiam di belakang tubuh tinggi Zaidan menjatuhkan Taco nya ketika telinganya berdenging  mendengar suara wanita itu, tidak asing di telinga nya tapi entah kenapa ia ketakutan mendengar suara itu.

" Kenapa tidak? " suara itu begitu rendah dingin dan menusuk

Zaidan mengeram tertahan

" Kalian anak-anak Mama, apakah ada alasan kenapa Mama tidak berani menemui kalian? "

ABIGAEILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang