46

6.7K 536 68
                                    








☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️








Sosok cantik itu masih setia berdiri di tempatnya mendekap tangannya sendiri dengan mata tertuju pada, wajah mengemaskan anak manis yang masih tertidur damai.

Ia tidak sendiri, ada Andhika yang duduk tidak jauh dari brangkar juga anak-anaknya yang lain yang turut memperhatikan kegiatan Dokter cantik itu
Meskipun suasana sempat canggung dan tegang usai si dokter memperkenalkan diri sebagai sahabat dari Riani yang juga dokter yang menangani Abigaeil sedari dulu, dan tentu saja setelah insiden kecil yang terjadi beberapa waktu lalu antara Andhika dan juga Freya.

Freya sendiri tidak peduli tentang pendapat mereka semua tentang tindakannya itu, yang dia tahu. Ia hanya melakukan apa yang diri nya perlu lakukan lagipula urusannya hanya dengan Abigaeil, Wishnutama yang lain dia peduli

" Egh.."

Freya mengerjap kala mendengar lenguhan kecil melihat tubuh mungil itu menggeliat pelan membuat senyum tipisnya merekah, akhirnya ia bisa melihat mata indah kesayangan nya yang ia rindukan beberapa bulan belakangan ini terbuka menampilkan manik kucing yang terlihat bergetar dan berkaca

" Eugh~ P-papa..." lenguh Abigaeil

Berusaha membuka matanya yang terasa berat, beberapa kali mengerjap untuk menetralkan penglihatannya yang buram
Keningnya berkerut melihat siapa yang berdiri dan tersenyum padanya

" Umh.." mulut mungilnya mengecap dengan mata terus berkedip lucu

Sementara Freya, Dokter cantik itu tampaknya terpaku dalam takjubnya matanya berembun wajahnya mendadak sendu tapi senyum terus terpatri di bibirnya

" Terimakasih Tuhan untuk kesempatan ini "

Batinnya bermonolog

Wishnutama, semuanya diam menghela nafas lega setidaknya Abigaeil sudah bangun sekarang.

Masih dengan wajah cengo mengemaskan nya, Abigaeil yang tampaknya masih belum menyadari kehadiran Freya disini otak kecilnya masih mencoba memproses keadaan

Hingga, kedipan mata kucingnya berhenti mulutnya terbuka lebar dengan manik membola.

" M-mimi dokter? " gumamnya ragu

" Abi sayang nya mimi..." jawab Freya, demi Tuhan dia rasanya ingin menangis sekarang

" Hg! Abi nda mimpi kan? " anak itu mengerjap lagi

Freya gemas, tangannya terulur mengusap pipi putih itu dengan gerakan pelan

" It's not dream's, Ini mimi sayang~ " lirih Freya

Abigaeil menatap tidak percaya pada sosok yang ada dihadapannya itu, bergetar hatinya akhirnya setelah sekian lama dia bisa bertemu lagi dengan sosok Dokter cantik kesayangannya.
Sosok yang sudah seperti mama juga baginya, meskipun tetap Mamanya Riani yang nomor satu di hatinya.

Tapi Freya juga tentunya punya space khusus di hati Abigaeil, ia sangat berharap bisa bertemu lagi dengan Freya merindukan sosoknya yang penyayang, lembut dan selalu bisa menghiburnya kala harus berhadapan dengan sakitnya menjadi penenang yang selalu bisa membuat dirinya nyaman

" Hiks... Mimi datang? A-abi rindu sekali sama mimi~ "

Dirinya bahagia sekali bisa melihat Freya ada disini, bisa kembali merasakan hangatnya sentuhan tangan itu.
membuat Abigaeil tanpa sadar meluruhkan air matanya

" Um Mimi disini sayang, Maaf.
Ma-aafin Mimi, Mimi juga rindu sekali sama Abi" Freya tersenyum mengenggam tangan kecil itu, lantas menciumnya

" Hiks...! Hiks Mimi..." Abigaeil terisak kecil

ABIGAEILWhere stories live. Discover now