"Bermutan.'

10.6K 1K 11
                                    

Budayakan Vote and komen sebelum membaca!

Happy Reading🌸

🦩🦩🦩

Clay berusaha menghapus kekhawatirannya yang 11 jam lalu terus melandanya.

Sudah 11 jam lebih, Clay berada di perjalanan menuju Bangunan yang ada di tengah tengah pegunungan. Di sebelahnya juga terdapat Elie dan seorang tabib Pria.

Ya tuhann, tolong cepatlah. Aku merasa sangat cemas! Batin Clay.

Beberapa kali juga, kereta kuda mereka berhenti. Karena Duchess Leazeno yang terus saja muntah muntah. Karena kehamilannya, di tambah lagi jalanan yang tidak rata membuat perutnya seakan di kocok kocok. Alhasil, Dumil itu memuntahkan isi perutnya.

"Apakah masih jauh?" Tanya Clay pada Elie yang terus saja menatap sekitar. Elie menatap Duchess-nya saat merasa ia di tanya.

"Sepertinya iya Duchess. Perkiraan kita akan sampai di bangunan tua itu pukul sepuluh malam." Ucap Elie menenangkan Duchess Leazeno itu saat melihat kecemasan di manik Pink wanita itu.

"Ya Tunannn. Aku berharap, Kakak ku baik baik saja." Doanya. Tabib yang berada di samping Sang Duchess pun ikut mengangguk. Ia kasihan pada Duchess-nya yang tengah mengandung itu. Ia khawatir, Karena Duchess-nya yang terlalu banyak fikiran, mengakibatkan yang tidak tidak pada Calon tuan muda.

"Lebih baik, anda Beristirahat Yang mulia. Hamba Khawatir, pada Calon Tuan muda." Terkadang Clay merasa heran. Kenapa mereka semua memanggil Bayi yang ada di kandungannya Tuan Muda? Bagaimana jika Anaknya itu seorang Wanita? Apa akan tetap di panggil Tuan muda?

"Um, ya."

🦩🦩🦩

"Ya Dewaa Nades Zeus. Bagaimana ini? Sekarang sudah menujukkan Pukul delapan malam. Tetapi, Duchess belum juga datang." Paniknya.

"Apa jangan jangan, surat berkedok undangaku belum sampai ke tangan Duchess?"

"Oh tidak, jika itu benar terjadi. Bagaimana ini?" Khawatir Jenny. Jenny terus menatap ke arah pintu. Berharap Orang yang ia tunggu akan segera muncul. Jenny takut, jika semakin larut, ia takut mereka akan di serang oleh serigala yang menyerang Juzo waktu itu.

"Kumohon, lindungilah Duchess dan para bawahannya ya Dewa. Aku juga berharap, mereka melihat Suratku itu, dan tengah menuju kemari." Doanya.

Jenny terus berdoa. Hingga akhirnyaa---

"Lady!"

🦩🦩🦩

"J-jadi siapa yang menolongku?" Tanya seorang Wanita pucat yang tengah terbaring di atas ranjang.

"Menjawab Nona. Yang menolong anda adalah Putra Mahkota." Ucap seseorang wanita lainnya yang berdiri tegap di sebelahnya.

"P-Putra Mahkota?"
Pelayan tersebut mengangguk mengiyakan.

"Regan?" Pelayan itu mengangguk ragu. Karena baginya, menyebut nama Seorang Pangeran atau anak Raja tanpa angan angan Putra Mahkota, Pangeran, atau Putri itu sangat tidak sopan.

"Terimakasih, kembalilah berkerja. Aku baik baik saja." Ucap Grace sembari menutup matanya guna mengistirahatkan Fikirannya.

"Tapi Nona ada yang----"

"Pergilah." Pinta Grace dangan suara dingin. Pelayan tersebut lagi lagi mengangguk ragu. Kenapa? Karena--- ada seseorang yang menunggu Nona-nya sedari malam.

"B-baik Nona." Pamitnya. Pelayan tersebut berjalan ragu meninggalkan kamar sang pemilik.

Setelah menutup pintu. Pelayan tersebut berjalan ke arah ruang tengah. Yang di mana sudah berada seorang Pria jangkung yang menggunakan Pakaian seorang Pangeran. Siapa Lagi kalau bukan Putra Mahkota kerajaan Zrack?

AKU ISTRI DUKE ANTAGONIS 'TRANSMIGRASI'Where stories live. Discover now