"Semakin Parah."

10.7K 1K 19
                                    

Budayakan vote and komen sebelum membaca!

Happy Reading🌸

🦩🦩🦩

Clay menatap khawatir putranya yang belakangan ini selalu menangis. Seakan bukan Atla yang biasanya yang selalu tenang berbeda dengan bayi bayi yang lainnya.

Atla jarang menangis, tapi--- ini apa? Sudah hampir seminggu. Setiap Hari dan beberapa jam sekali pasti Atla akan menangis.

Firasatnya tentang suaminya juga semakin menjadi.

"Sssst! Sayang tenanglah. Ibu ada disini."

Owekkk! Owekkk!

Sudah hampir dua puluh menit Atla menangis tanpa henti. Walaupun di sodorkan asi. Tetap saja, bayi mungil itu tetap menangis tiada henti.

Elie, kepala Pelayan, dan beberapa Pelayan juga di buat bingung dan kasihan pada Tuan Muda mereka.

Karena Atla yang terus menangis. Clay juga sudah jarang menemui Juki dan Fatimah. Entahlah, bagaimana Kabar dua kuda putih itu.

"Atlaaa, tenanglah. Atla menghawatirkan ayah bukan? Ayah pasti akan pulang." Ucapnya entah kenapa Kepikiran Duke Erland.

Ia sempat berfikir. Sejauh itu kah padang Mariana? Bukankah seminggu yang lalu sudah di umumkan kepulangan Duke Erland? Sekarang Sudah seminggu lebih dua hari. Namun Duke Erland belum kembali juga.

"M-mungkin Tuan muda merindukan Ayahnya Duchess." Ucap Elie mencoba menenangkan Clay yang terlihat panik.

"Aku tau itu. Tetapi, sudah seminggu Atla seperti ini Elie. Aku Khawatir akan kesehatannya." Ucap Clay. Bagaimana pun Juga ia seorang wanita. Pasti di setiap wanita memiliki insting keibuan.

Kepala Pelayan menatap sang Duchess yang kelimpungan menggendong Putra pertamanya dengan sang Duke.

Owekkkk! Owekkk!

"Bagaimana ini---- Atlaa." Kedua bola mata Clay memerah. Pertanda bahwa ia sangat panik dan Khawatir.

Owekkk! Owekkk!

Ceklek!

"Clay?" Clay menoleh. Ia melihat seorang Pria berjalan mendekatinya dengan tatapan Khawatir.

Clay tersenyum tipis pada Pria itu.

"Ada apa dengan Keponakanku?" Tanya Juzo pada adiknya yang berusaha menenangi keponakannya.
Clay menggeleng pertanda ia tidak tau.

Owekkk! Owekkk!

"Ini sudah seminggu lebih, Atla seperti ini. Bukankah lebih baik kau periksa di tabib?" Saran Juzo. Ia juga Khawatir akan kesehatan keponakan pertamanya.

"Aku tidak tau, Kak." Juzo menghela nafas kasar. Ia sedikit kesal dengan cara fikir adiknya yang cukup Lemot. Memang benar benar otak lemot.

Owekkk!

"Jika kau tidak tau. Lantas apa yang kau lakukan di sini?"

"Kalian panggilkan Tabib!" Ucap Juzo pada beberapa Pelayan yang ada. Dua orang pelayan menunduk lalu berpamit untuk meninggalkan Tabib.

Owekkk! Owekkk!

"Berikan Atla padaku." Pinta Juzo. Clay menatap kakaknya. Lalu ia mengangguk dan memindahkan Atla yang tadinya dalam dekapannya ke dalam dekapan Kakaknya, Juzo.

Entah ada angin dari mana. Tangisan Atla berhenti tepat pada saat Juzo
menggoyangkan tangannya mencoba menenangkan Bayi mungil itu. Elie, Kepala Pelayan, Clay bahkan Juzo sekalipun menatap Atla tidak percaya.

AKU ISTRI DUKE ANTAGONIS 'TRANSMIGRASI'Where stories live. Discover now