EKSTRA 3

7.2K 590 12
                                    

"Apa? Aduhh, Tuan Putri yang cuantik tiada tara. Jangan pasangkan aku dengan William. Aku ingin bersama Pangeran Colen." Bisik Evylin di telinga Putri Livia. Putri Livia menatap Evylin ia menggelengkan kepalanya.

"Tidak, Kak Colen akan bersamaku. Whehehe, jadi kau---- emmm--- Aaa! Dengan Pangeran Arthur, kakak-ku!" Putus Putri Livia. Evylin menatap Pangeran Arthur yang menyesap tehnya dengan tenang. Walaupun masih kecil, namun pembawaan pangeran itu sangatlah Tenang.

"Dengan Pangeran Arthur?" Ulang Evylin. Putri Livia mengangguk. Lagi juga ia ingin bersembunyi bersama Saudaranya itu. Apa lagi saudaranya tampan, hihi kesukaan Livia. Yang tampan dan manis😚

"Aaaa! Tuan Putr----"

"Jika kau tidak mau, maka kau akan bersama William. Jadi? Kau mau yang mana?" Tanya Putri Livia sembari tersenyum manis. Evylin meletakkan jari telunjuknya di dagu mencoba berfikir.

Ekhm! William tampan, baik, pintar, hebat? Aku tidak tau. Aku bukan siapa siapanya, hanya teman saja. Teman yang tidak dekat.
Pokoknya cukup Oke, namun---- sedikit konyol!

Pangeran Arthur? Tentunya Tampan, Azquella tidak bernah gagal Produk, kata ibu. Tapi--- aku tidak yakin. Pangeran itu akan melindungi aku nanti saat bermain petak umpat. Hmmm?

"Em? Jadi bagaimana?" Tanya Putri Livia lagi. Evylin menatap kedua Kakak nya yang tengah bersiap. Edylin berpasangan dengan Atla. Tadinya Evylin juga di ajak. Namun ia menolak. Tau sendirilah kenapa.

"Baiklah, aku akan memilih Pangeran." Ucap Evylin. Putri Livia mengangguk.

🐣💨💨💨

"Ekhm! Sesuai yang sudah di tentukan. Yang jaga adalah Lu ady Ilvana, dan Tuan Muda William." Ucap Putri Livia.

"Jadi, kalian bisa menghitung satu sampai tiga puluh." Ilvana dan William pun berjongkok, lalu menutup mata mereka dan mulai menghitung.

"Aku Hitung! Jika kalian belum sempat bersembunyi! Jangan salahkan aku dan lady Ilvana jika langsung menangkap kalian!" Teriak William.

"Satu!"

"Dua!"

"Tiga!"

"Empat!"

"Lima!"

"Enam!"

"Tujuh!"

"Delapan!"

"Sembilan!"

"Sepuluh!"

"Sebel----"

Disinilah Evylin berada. Ia tengah bersembunyi bersama Pangeran Arthur.

"Wo? Bukankah ini sangat Jauh, Pangeran?" Tanya Evylin. Pangeran Arthur menatap ke arah Gadis kecil yang berada di sebelahnya. Mata bulat Coklat itu menatap ke arahnya dengan tatapan bingung.

"Hanya Daerah ini yang aman."

"Tapi bagiku di semak semak itu aman." Ucap Evylin sembari menunjuk ke arah semak semak. Pangeran Arthur menghela.

"Kau mau tubuhmu merah merah?"

"Merah merah? Oh! Seperti ibu yang selalu merah merah jika hari sabtu saat kami akan sarapan pagi?" Pangeran Arthur mengangkat sebelah alisnya.

"Kata ibu, di kamar ibu terdapat semut Raksasa. Berarti, di semak semak itu ada semut raksasa ya, Pangeran?" Tanya Evylin Polos. Pangeran Arthur yang tidak faham hanya bisa mengerutkan alisnya.

Maksudnya, seperti apa? Batin bocah laki laki itu.

"Ak----"

"Sttttt!" Sebelum Evylin kembali berkata, Pangeran Arthur sudah meminta Evylin untuk diam. Ia mencondongkan sedikit kepalanya. Lalu menarik tangan Evylin.

AKU ISTRI DUKE ANTAGONIS 'TRANSMIGRASI'Where stories live. Discover now