Chapter 03🌺

329 28 6
                                    

Sebuah kereta kuda dengan ukiran naga berhiaskan permata biru berhenti di depan gerbang sebuah kediaman. Kediaman ini memiliki arsitektur yang didominasi oleh ukiran naga dan juga warna hitam. Di antara semua rumah bangsawan, hanya rumah bangsawan ini lah yang memiliki hak untuk menggunakan ukiran naga dalam simbol keluarga atau ornamen rumah. Pintu kereta kuda dibuka dan sebuah sepatu bot dengan pelindung besi turun menginjakkan kaki ke tanah. Sebuah pedang dengan ukiran gagang naga yang menggigit mutiara biru gelap tersarung gagah dipinggang pria itu. Rambutnya yang hanya diikat setengah terurai indah di sepanjang bahunya yang dilapisi zirah militer. Ketika pria itu hendak mengambil langkah untuk memasuki kediaman, sebuah suara memanggil dari jauh.

"Gēgē!*" mendengar suara itu, pemuda yang hendak melangkah ke dalam kediaman tadi menoleh dan tersenyum ke arah sumber suara.

*Gēgē(哥哥)- kakak laki-laki

"A-Hua*, dari mana saja ka-" belum selesai ia mengatakan kalimatnya, Liu Wenhua sudah berlari kencang dan memeluknya, "Haha! Aku baru saja berkeliling kota dengan Jiao-er! Gēgē, bagaimana denganmu? Apa yang dikatakan Tabib? Gēgēku baik-baik saja kan?" Liu Wenhua tertawa begitu tangannya melingkar di pinggang pria itu, "Ah-ouch..."

"Gēgē?! Ada apa?! Apa ada yang sakit?" mendengar kakaknya merintih, nada bicara Liu Wenhua berubah drastis seketika. Ia melangkah mundur melepas pelukannya dan memegang lengan kakaknya yang terlihat kesakitan. Belum usai kekhawatiran di wajahnya reda, suara tawa yang lembut dan rendah terdengar.

*penambahan idiom (A-) didepan nama seseorang mengindikasikan bahwa pihak yang dipanggil dengan pihak yang memanggil memiliki hubungan kekeluargaan atau hubungan dekat.

"Pfft....haha," melihat kakaknya ternyata hanya menipunya seketika wajah Liu Wenhua berubah menjadi merah padam, "Gēgē! Aku serius tapi mengapa kau malah bercanda? Luka yang Gēgē terima dalam pertempuran terakhir benar-benar parah! Apa Gēgē lupa, kalau gege tidak bisa bangun selama seminggu dari tempat tidur?" menanggapi omelan adiknya, pria itu mengulurkan tangan dan menepuk ringan puncak kepala adiknya.

"Aku baik-baik saja, tabib mengatakan bahwa aku sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Yang terpenting adalah aku hanya harus memperbanyak istirahat. Sisanya normal-normal saja," tatapan Liu Wenhua mengarah ke tanah sembari ia mendekat dan merangkul tangan kakaknya, membimbingnya masuk ke dalam rumah. Di hadapan mereka telah berbaris pelayan-pelayan yang menyambut kembalinya tuan rumah mereka.

"Lónglǐ-jun, Shàoyé, selamat datang kembali di rumah...Silahkan masuk, Zōngshī telah menunggu kepulangan anda berdua," seorang wanita tua yang berdiri paling depan menundukkan kepalanya hormat dan membuka jalan agar dua pemuda didepannya masuk terlebih dahulu ke pekarangan rumah. Lónglǐ-jun mengangguk dan menggenggam tangan adiknya yang merangkul lengannya kemudian berjalan perlahan, dibelakangnya Lan Jiao mengekori kedua tuan muda rumah tersebut bersama para pelayan yang berbaris sebelumnya.

Mereka berdua memasuki aula utama kediaman bersama-sama ketika sebuah suara tua yang tegas terdengar, "Kangjian, Huahua, kalian sudah tiba?" mendengar namanya dipanggil, Lónglǐ-jun yang memiliki nama Liu Kangjian menoleh dan menyapa sumber suara itu sedangkan adiknya justru menyusut ke belakang punggungnya.

"Iya ayah. Kami baru saja tiba," mendengar putra sulungnya menjawab, Liu Kong membalas dengan senyuman, "Kangjian, apa yang dikatakan oleh tabib? Apa kau benar-benar sudah baik-baik saja?"

"Iya ayah...diriku baik-baik saja. Hanya perlu memulihkan diri dengan memperbanyak istirahat, sisanya tidak ada masalah," Liu Kong tersenyum sendu mendengar jawaban putra sulungnya. Ia menghela napas dan berkata lagi, "Kau ini...seharusnya kau bisa tetap di rumah dan menunggu tabib dipanggilkan. Kau tidak perlu bersusah payah seperti ini untuk menemuinya bukan?"

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFEWhere stories live. Discover now