Chapter 35🌺

288 20 16
                                    


Kilatan cahaya karena pantulan sinar bulan pada besi terlihat bergerak gesit kesegala arah. Keringat mengalir dengan deras di wajah Fa Hien seiring napasnya yang semakin cepat. Pedang di tangannya sangatlah berat, namun wanita itu tak terlihat kesulitan sedikitpun ketika menebas hanba di hadapannya. Suara geraman rendah dari para hanba terdengar memenuhi medan pertempuran dan isi kepala Fa Hien berkecamuk.

"Faxian Sanzo, disini tidak ada habisnya! Kita harus segera kembali ke desa dan memperbaiki penghalangnya!" Seorang biksu kecil berteriak dari balik punggungnya pada Fa Hien.

Fa Hien hanya diam menanggapi, akan tetapi jauh di lubuk hatinya dia juga khawatir meninggalkan Liu Kangjian mengurus masalah yang ada di desa. Terlebih lagi hidup orang-orang di desa adalah tanggung jawabnya. Dia juga ingin pergi ke desa, tapi meninggalkan biksu-biksu yang lainnya disini ia khawatir mereka tidak akan mampu bertahan. Tepat ketika Ia memantapkan niatnya ingin menggunakan kuasa Kitab Uten, suara seseorang menginterupsinya.

"Sanzo, pergilah ke desa. Kami dapat bertahan disini," Fa Hien sontak memutar kepalanya kearah seorang biksu yang berada di sisi lain medan tempur, "Jangan gila. Jumlah mereka terlalu banyak, bahkan jika mereka hanyalah mayat hidup tingkat rendah tapi mereka juga bisa menemukan kesempatan untuk mencabikmu."

"Tapi anda tak bisa menggunakan Kitab Uten sembarangan saat ini bukan?"Fa Hien mendecakkan lidahnya ketika biksu itu mengatakan hal yang paling sensitif baginya saat ini. Keringat mengalir turun di leher Fa Hien ketika dia merasa tak berdaya mendengar perkataan biksu itu. Hal-hal semakin membingungkannya dan semakin ia menebas kumpulan hanba di hadapannya, semakin ia merasa bahwa bertahan disini tidak akan menghasilkan hal yang baik.

Satu-satunya jalan yang masuk akal memanglah segera kembali ke desa dan membangun kembali penghalangnya. Tapi ia juga tak bisa begitu saja mengabaikan mereka yang bersama dengannya saat ini. Fa Hien mengeratkan genggaman pada pedangnya dan berteriak.

"Semuanya dengarkan! Aku akan kembali ke desa dan membangun kembali penghalang! Semua harus bertahan! Ini adalah perintah! Tak kuizinkan satupun dari kalian mati!" senyum para biksu di kelompoknya terkembang dan mereka menjawab dengan serempak, "Dimengerti, sanzo!"

Mengembalikan pedang besarnya kembali ke dalam ruang dimensi, Fa Hien mengaktifkan Qing Gongnya dan melesat kembali ke desa.

***

Liu Kangjian terdorong mundur ketika Jīng xuě bái bertahan menghadapi serangan dari seorang hanba berukuran besar. Bilah Jīng xuě bái berdengung dan Liu Kangjian menebaskan pedangnya ke depan, mengeluarkan energi pedang berwujud tebasan. Energi pedang itu berhasil memotong hanba-hanba yang berada di jalurnya dan meninggalkan bekas yang dalam di tanah.

Melihat di kejauhan, Liu Kangjian memandang hanba-hanba yang datang bergerombol. Diam-diam ia merasakan rasa was-was di hatinya. Seharusnya ini menjadi perburuan malam biasa dimana mereka membasmi sekelompok hanba liar yang berkeliaran di sekitar penghalang. Bukan menghadapi tsunami hanba macam ini. Liu Kangjian memutar kepalanya ke belakang dan melihat warga desa yang mulai berduyung-duyung bergerak ketempat lain. Seorang biksu yang bertanggung jawab untuk melakukan evakuasi datang menghampirinya.

"Jenderal Liu, evakuasi diperkirakan akan berjalan lambat. Kita hanya memiliki sedikit media akomodasi dan warga desa bukan lah kultivator. Kita harus menunggu secara bergantian sampai semuanya bisa dievakuasi," Liu Kangjian melihat sekelilingnya, dimana rumah-rumah penduduk desa yang sebagian mulai hancur karena pertempuran dengan hanba. Beberapa rumah bahkan terbakar karena energi jimat yang dilemparkan para biksu untuk membakar para hanba melemparkan mahluk itu menabrak rumah. Situasi sudah kacau dan hanba yang terus berdatangan menyulitkan evakuasi.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFEWhere stories live. Discover now