Chapter 54🌺

194 20 1
                                    



Sebuah kastil berbatu berdiri menghadap arah terbitnya matahari. Matahari menyingsing dari timur dan cahayanya menabrak dinding-dinding kokoh kastil tersebut. Namun entah sehangat apapun cahaya matahari itu terlihat, tetap tidak akan mampu menyingkirkan rasa dingin dan seram yang menyelimuti seluruh bagian kastil. Bukan hanya kastil ini, melainkan seluruh bagian negara yang menerima guyuran cahaya matahari setiap harinya.

Seolah memang menjadi tugas bagi cahaya matahari untuk menelisik ke dalam tiap celah benda di muka bumi, cahayanya juga menelisik masuk ke dalam jendela besar kastil yang tertutup dengan tirai berwarna gelap. Menunjukkan aula singgasana yang berada dalam kondisi remang di dalam kastil. Di sepanjang karpet memanjang yang terjulur dari kursi singgasana, jubah biru tua dengan bordiran benang emas tersampir di anak tangga singgasana.

Seorang gadis dengan hiasan kepala yang berat, tampak tertidur di kursi singgasana yang terlihat terlalu besar untuknya. Suasana aula singgasana yang hening, menimbulkan aura suram dan kesepian yang tampak kontras dengan gadis itu. Ketika cahaya matahari masuk menelisik, emas yang menghias tiaranya bersinar menunjukkan kilau cahaya yang tampak memberi sedikit sentuhan hidup pada ruangan itu.

Gadis di atas singgasana itu memiliki tidur yang begitu dalam saat ini. Sang gadis memimpikan pegunungan berbatu putih yang menjulang tinggi di antara relung awan, dengan bangau-bangau putih-merah yang berkicau dan beterbangan di antara tebing-tebingnya. Di dalam jeruji batu yang penuh dengan jimat, sesosok gadis kecil dengan rambut yang acak-acakan dan penampilan kumuh memandang dunia dalam mata besarnya. Pemandangan awan yang bergerak lambat dan tampak lembut menjadi godaan yang begitu besar baginya untuk ditahan. Ketika tangan kecilnya mencoba untuk mengambil helai bulu burung bangau yang jatuh di hadapannya, relik kuno dengan satu sisi kosong yang menyegel pintu jeruji batu menyala dalam cahaya ungu dan petir surgawi yang menjaganya jatuh dengan suara bergemuruh.

Teriakan terdengar dari mulut gadis itu ketika dirinya terpental jauh menghantam dinding penjara akibat ledakan petir surgawi. Merasakan rasa sakit di sekujur tubuhnya, gadis itu mengatupkan mulutnya erat dan buliran air mata sebesar biji jagung jatuh menuruni pipinya yang kotor dan usang.

Pagi dan malam berlalu, begitu pula dengan musim. Gadis itu tampak dengan patuh duduk di samping jeruji penjara dan hanya bisa menyaksikan pegunungan berbatu yang terhampar di hadapannya selama bertahun-tahun tanpa perubahan.

Ia tidak tau mengapa ia dikurung seperti ini. Yang ia ingat pertama kali dalam hidupnya adalah pemandangan dunia yang porak poranda dengan suara bergemuruh di mana-mana. Ia yang tidak mengerti apapun hanya bisa terduduk bodoh di hadapan beratus-ratus sosok yang mengelilinginya dengan cahaya emas, turun dari langit. Orang-orang itu memiliki penampilan yang menawan dengan halo cahaya berputar di balik punggung mereka. Namun, berbanding terbalik dengan kecantikan di wajah mereka, ekspresi yang mereka keluarkan ketika mereka memandangnya penuh dengan dendam dan amarah. Gadis itu tidak tau dimana letak kesalahannya dan dengan patuh duduk di balik jeruji batu ini.

Ingatannya kabur mengingat sudah berapa lama ia terkurung disini. Mungkinkah itu 430 tahun...760 tahun...1000 tahun? Yang ia ketahui bahwa setiap beberapa ratus tahun sekali akan ada seseorang yang datang menemuinya. Dan setiap kali ia menemuinya, orang itu akan mengatakan berapa lama waktu telah berlalu. Ketika gadis itu bertanya 'dosa seperti apa yang telah ia perbuat?' orang itu akan memandangnya dengan dingin dan selalu menjawab bahwa seluruh dunia membencinya.

Gadis itu tampak menghirup napas panjang dan duduk termenung di samping jeruji batu. Diam-diam merasakan hangatnya sinar matahari yang menelisik di antara bilah jeruji. Ketika ia tenggelam dalam rasa kesepiannya, suara mendesing yang bersiul tajam terdengar dan sebuah pisau lempar dengan ukiran indah di ujungnya menancap di tanah di hadapan jerujinya.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFEKde žijí příběhy. Začni objevovat