Chapter 30🌺

179 8 4
                                    



Napas pemuda yang tertidur di dalam tenda memburu. Wei Ling terengah-engah dalam tidurnya, rambut hitamnya tersebar di atas bantal dan keringat dingin mengalir menuruni dahinya.

Itu merah. Semua pandangan di depan matanya adalah warna merah menjijikkan dengan tekstur kental. Bau amis yang kuat memenuhi hidungnya. Muak dengan aromanya, Wei Ling muntah di tempat. Tak sampai ia pulih dari kondisinya, suara menyakitkan dan tebasan pedang terdengar sahut-menyahut di lingkungan sekitarnya.

"Siapa disana?!" tidak ada yang menjawabnya dan lingkungan di sekitarnya gelap. Suara menyakitkan itu terus menerus terdengar memenuhi gendang telinganya. Membuat psikologi Wei Ling terguncang karena rasa takut dan panik. Napasnya semakin cepat. Wei Ling mengangkat tangannya dan menutupi kedua telinganya.

"Tolong hentikan ini...." Meringkuk di tanah seperti anjing yang teraniaya, Wei Ling memohon entah pada siapa.

"Siapapun selamatkan aku!" sebuah tangan terulur dari balik kegelapan dan menggenggam bahunya. Wei Ling merasakan hawa dingin di pundaknya dan menoleh kaku ke belakang.

"Kau! Lari! Jangan membuang waktu! Katakan pada Jenderal untuk-" ketika sosok seorang pria dengan rongga mata merah gelap dan wajah berlumuran darah di tanah mencengkeram dan berteriak padanya, sebuah tombak besi jatuh dari atas dan menusuknya. Menghentikan perkataan lelaki itu.

Rasa takut Wei Ling semakin memuncak, memutar kembali kepalanya kedepan. Tangan lain terulur kembali ke hadapannya dan mencengkeram wajahnya. Karena rasa takut dan tekanan yang tak bisa ia tahan, dalam sisa-sisa kesadarannya ia melihat seorang pria tanpa wajah yang tersenyum dingin padanya. Pria itu mengucapkan beberapa kata akan tetapi karena keadaan dalam kesadarannya yang sudah kacau, segalanya menggelap sebelum dia bisa mengerti apa yang pria itu katakan.

Wei Ling terbangun dengan air mata yang menuruni pipinya. Bangkit dari tempat tidur, pria itu memegangi mata kirinya yang berdenyut nyeri.

***

Tang Weiheng merajuk kesal karena Wang Zhouxi tak mengizinkannya untuk terus menemani Wei Ling dalam masa pemulihan. Sebaliknya, pria itu justru menyuruhnya untuk fokus pada tugas hariannya selama di barak. Hal ini membuatnya hanya memiliki sedikit waktu dalam sehari untuk menemui Wei Ling.

Saat ini, pemuda itu sedang duduk di pinggir arena latihan untuk beristirahat. Uap panas menyembul dari tubuhnya yang memanas karena latihan. Memegang Tiān zhù di tangan kanan, Tang Weiheng menatap pedang itu dan pikirannya tenggelam memikirkan Wei Ling. Di setiap waktu dan kesempatan, anak ini akan selalu memikirkan Wei Ling. Ada rasa rindu yang menguat di kala ia tak bisa menemuinya.

Sebentar lagi Nuan Tao akan mengumumkan perintah perang baru dan semua prajurit telah diwajibkan untuk bersiap mulai dari sekarang. Dalam informasi yang didapat dari Wei Ling, hari yang ditentukan oleh pasukan musuh untuk datang telah diketahui. Hal ini membuat barak tentara sekali lagi jatuh dalam ketegangan sebelum pertempuran. Melihat langit biru di atas, Tang Weiheng menyaksikan elang yang terbang melingkar mengelilingi langit barak.

'Aku pasti akan memakan semua camilan manis di ibu kota!'

Tawa Tang Weiheng bocor dari bibirnya ketika kata-kata Wei Ling melintas di kepalanya.

"Hari-hari disini memang sulit....Tapi aku bersyukur menjalani segalanya hingga saat ini," pria muda itu tersenyum dan mendesah lega memandang awan yang bergerak perlahan di langit.

***

Waktu dimana pasukan dikerahkan akhirnya tiba. Tang Weiheng memasang helm baja di kepalanya dan menyarungkan Tiān zhù di pinggangnya. Pemuda itu berjalan keluar dari tenda nya dan melihat hiruk pikuk pasukan yang tengah bersiap. Tak berlama-lama ia segera menuju istal kuda.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFEWhere stories live. Discover now