Chapter 06 🌺

252 32 1
                                    

Bulan penuh bertahtakan cahaya perak naik ke atas langit Kekaisaran Kou malam ini, seolah-olah menunjukkan partisipasinya dalam memeriahkan jamuan besar yang di adakan kaisar. Lentera-lentera dengan aneka macam bentuk dipasang disetiap jalan dan sudut serta bangunan di kawasan ibu kota. Cahaya oranyenya yang hangat menambah nuansa agung gemerlap ibu kota kekaisaran malam ini. Festival-festival juga diadakan di setiap jalan utama menuju istana kekaisaran. Seluruh warga ibu kota keluar dan menikmati perayaan yang diadakan begitu megah malam ini. Berbagai macam kios dan seni pertunjukan turut hadir dalam memeriahkan suasana. Hiruk pikuk lantunan lagu, puisi, suara sang pendongeng di kedai makanan, melengkapi latar suasana yang ada di ibu kota kekaisaran. Tak jauh berbeda dengan kondisi jalanan ibu kota, istana kekaisaran yang menjadi panggung utama jamuan yang diadakan malam ini terlihat megah dan mewah dengan atribut-atribut yang dipasang khusus di setiap sudut istana. Gerbang agung Tiānshàng fènghuáng dibuka lebar-lebar menyambut tamu. Berbagai macam kereta kuda dengan lambang keluarga bangsawan masing-masing terlihat keluar masuk melewati gerbang.

"Akhirnya selesai, Shàoyé!" Lan Jiao serta beberapa pelayan wanita lainnya mengatupkan tangan dan tersenyum puas melihat penampilan Liu Wenhua yang baru saja selesai mereka dandani. Liu Wenhua memutar tubuhnya menghadap cermin dan melihat penampilannya. Di cermin, sesosok pemuda yang penuh dengan vitalitas terlihat.

Ia menggunakan hanfu dengan warna lilac yang lembut. Jubah luarnya memiliki corak teratai yang disulam dengan benang berwarna emas terlihat serasi dan indah dengan warna dasar hanfunya. Di kerah jubah bagian dalamnya yang memiliki garis berwarna ungu yang lebih tua tersulam dengan benang perak, motif daun teratai yang saling menyambung dengan bentuk aliran air yang bergelombang menambah kerumitan desainnya. Baik benang yang tersulam di jubah luar maupun jubah dalamnya, akan mengkilap diterpa cahaya sehingga coraknya akan terlihat timbul tenggelam. Memberikan kesan mewah.

Pinggangnya dililit sabuk dengan bordiran burung merak berwarna biru gelap. Untuk melengkapi atribut di pinggangnya, tergantung juga giok berwarna putih murni dengan guratan halus abu-abu yang memiliki lubang di tengahnya. Di ujung giok, tergantung rumbai benang berwarna peach yang terlihat manis. Sepatu putih yang Liu Wenhua kenakan juga memiliki beberapa sulaman corak teratai dengan benang berwarna abu-abu dan ungu muda. Bibirnya dipoles dengan warna merah yang tidak terlalu mencolok dengan sedikit warna oranye, menunjukkan kesan plum yang alami pada bibirnya. Matanya yang sedalam kegelapan samudra, di hias dengan eye shadow berwarna cokelat tua yang ditumpuk dengan sedikit warna oranye yang berkilau. Ujung matanya diberikan eye liner yang memberikan kesan tajam namun tetap polos. Bulu matanya yang lentik menambahkan kesan mata berbintang pada riasan di kedua matanya. Kedua pipinya diberikan sedikit polesan warna merah muda untuk menunjukkan kesan merona yang kontras dengan hidungnya yang mungil dan mancung.

Rambutnya diikat setengah menggunakan pita berwarna ungu tua yang disulam benang dengan warna ungu yang lebih tua lagi dengan motif awan. Jepit rambut emas berukiran daun maple yang menghias pangkal ikatan rambutnya terpasang dengan apik. Kedua rambut di kanan dan kirinya juga dikepang kecil kebelakang dan pada bagian tengah dahinya terdapat tiara berupa liontin emas kecil dengan untaian perak. Seluruh tubuh Liu Wenhua menguarkan aura seorang tuan muda bangsawan yang menawan dan anggun, akan tetapi riasan yang ada pada wajahnya berhasil menonjolkan kesan lugu dan polos.

Secara keseluruhan, Liu Wenhua terlihat manis dan cantik. Lan Jiao dan pelayan lainnya bertepuk tangan haru melihat penampilan Liu Wenhua setelah menghabiskan 2 jam untuk mendandaninya. Bahkan Liu Wenhua yang memandangi sosoknya sendiri di cermin juga tersipu melihat penampilannya malam ini.

"Baiklah, anda sudah siap menemui Báihe-jun! Saya yakin tidak akan ada alpha yang bisa berpaling dari menatap anda, Shàoyé!" Liu Wenhua hanya mengangguk kecil dengan senyum kikuk menanggapi pujian para pelayan. Kemudian, terdengar suara ketukan pintu yang ringan sebelum pintu kamar Liu Wenhua terbuka.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFEWhere stories live. Discover now