Chapter 49🍋

387 29 24
                                    




Liu Wenhua berjengit kaget ketika mendengar suara petir yang menyambar dengan begitu keras. Kuas ditangannya goyah dan garis hitam kaligrafinya melenceng. Liu Wenhua menggerutu di tempat dan bangkit untuk menyiapkan api unggun untuk menghangatkan ruangannya. Karena ia bosan tidak bisa melakukan kegiatan apapun di luar pondok, akhirnya ia memutuskan untuk menekuni kembali hobi lamanya dalam membuat kaligrafi.

Setelah selesai menyalakan api, Liu Wenhua menjauh dari perapian dan bermaksud untuk memandang riak hujan di halaman pondok. Menikmati suasana damai dengan hawa dingin yang menenangkan.

Langkah gontai seorang pria terlihat melintasi pekarangan rumah Bangsawan Tang. Tubuh besar pria itu basah kuyup dan rambutnya yang basah jatuh menutupi wajahnya. Dalam derasnya guyuran hujan dan dinginnya hawa yang menusuk kulit, tujuan dalam mata pria itu sudah jelas. Pupil matanya berkilat dengan cepat ketika melihat pondok kecil terpencil di belakang rumahnya. Pondok itu menyala dengan cahaya api yang hangat. Pria itu terus memaksa tubuhnya yang terasa sudah tidak karuan dan ketika ia melihat sosok pemuda ramping yang keluar dari dalam pondok, tanpa sadar ia menelan ludahnya.

Liu Wenhua membuka pintu pondok dan menengadahkan tangannya untuk menampung tetesan air hujan. Ia bermain air sebentar hingga akhirnya mulai merasa kedinginan. Liu Wenhua merapatkan lapisan jubah di tubuhnya dan hendak kembali ketika ia mendengar suara langkah seseorang yang beriak. Gerakan tangannya untuk membuka pintu terhenti dan ia memutar tubuhnya cepat.

Di hadapannya saat ini, berdiri Tang Weiheng dengan tubuh basah kuyup. Tatapan matanya tajam seolah ingin melahap seseorang. Bahkan kerah bajunya berantakan dan menampakkan tulang selangkanya yang menonjol. Liu Wenhua berdiri mematung sejenak dan ketika ia sadar bahwa Tang Weiheng baru saja terluka, dengan khawatir ia mendekati tubuh pria itu.

"Hóujué! Kenapa kau kemari di tengah hujan deras seperti ini?!" karena takut ia demam, Liu Wenhua meletakkan tangannya di pipi Tang Weiheng. Tang Weiheng memejamkan matanya ketika merasakan telapak tangan mungil di pipinya. Tangan dingin dengan aroma yang ia inginkan. Tanpa sadar ia menggesekkan pipinya dengan telapak tangan Liu Wenhua.

"Hóujué? Apa masih ada yang terasa sakit? Mari masuk terlebih dahulu aku akan-" Liu Wenhua berbalik untuk membuka pintu lebih lebar, ketika ia hampir menyelesaikan kalimatnya sebuah tangan yang penuh dengan urat menonjol terulur dan menahan pinggangnya.

"Hóujué?" Liu Wenhua berseru bingung ketika yang selanjutnya terjadi adalah Tang Weiheng yang mendekatkan tubuhnya padanya dan tiba-tiba mencium bibirnya.

Tubuh Liu Wenhua seketika menjadi kaku dan matanya melebar. Rona merah dengan cepat muncul di wajahnya. Ia benar-benar tidak menyangka akan dicium seperti ini oleh Tang Weiheng.

Tang Weiheng memejamkan mata dan menikmati sensasi hangat dan lembab di bibirnya. Ini dia. Akhirnya ia menemukan sumber dari aroma yang ia inginkan. Merasa kurang, pria itu menjulurkan lidahnya memagut bibir Liu Wenhua semakin dalam.

Di pihak lain, Liu Wenhua yang tidak memiliki pengalaman apapun dalam hal ini hanya bisa pasrah dalam dekapan Tang Weiheng. Ia mengikuti gerakan bibir Tang Weiheng dan membiarkan lidahnya untuk menjelajahi isi mulutnya. Ketika akhirnya kebutuhan akan oksigen semakin mendesak, barulah Tang Weiheng melepaskan ciumannya pada Liu Wenhua.

Benang saliva perak terjulur diantara bibir lembab mereka. Wajah Liu Wenhua merona sempurna dan matanya sayu menatap Tang Weiheng. Terengah-engah Liu Wenhua bersuara, "Hóujué..." seketika rasionalitas terakhir yang dipertahankan Tang Weiheng runtuh dan ia membiarkan instingnya mengambil alih sepenuhnya.

***

Api berderak di dalam ruangan. Menampilkan dua sosok terjerat yang terengah-engah. Kilauan api terlihat memantul di kulit gelap berwarna tembaga Tang Weiheng. Pria itu dengan kasar melucuti pakaian Liu Wenhua dan membuat omega dibawahnya terbaring dengan jubah dalamnya di lantai. Ia sendiri, hanya menyisakan celananya dan tidak tau kemana pakaian yang ia kenakan sebelumnya.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFEWhere stories live. Discover now