Chapter 38🍋

386 28 16
                                    

"Jenderal, bagaimana keputusan anda?" Jiang Shi berdiri dengan membawa laporan disamping kursi kantor Tang Weiheng. Tang Weiheng menatap perkamen di tangannya dan tetap bergeming.

"Tidak ada yang tersisa selain mayat dari para pembunuh itu. Ini kesalahanku yang membantai mereka begitu saja. Tidak ada yang perlu diputuskan. Bawa saja mayat mereka untuk diotopsi. Apabila tim penyidik bisa menemukan bukti yang dapat membantu untuk menemukan siapa yang mengirim mereka, segera laporkan padaku," Jiang Shi mengangguk dan bertanya kembali, "Lalu apakah anda ingin memperketat penjagaan di sekitar kediaman anda?"

Tang Weiheng meliriknya dan menaikkan salah satu alisnya, "Untuk apa? Mereka tidak akan mampu membunuhku."

"Kita tidak tau akan seperti apa rencana musuh di masa depan. Lebih baik memastikan keamanan anda mulai dari sekarang. Selain itu ada Fūrén..." memikirkan wajah tertekan Liu Wenhua semalam, entah apa yang menggerakkan hatinya, Tang Weiheng mengangguk.

"Baiklah, lakukan sesukamu," Jiang Shi mengangguk dan melanjutkan laporannya. Kedua pria itu terus melanjutkan pekerjaan mereka hingga waktu berlalu begitu saja. Jiang Shi memberikan hormat sebelum ia meninggalkan ruang kerja Jenderal.

Tang Weiheng mengabaikannya dan terus berkutat dengan perkamen di tangannya. Ia masih memantau kondisi Yangzhou dari ibukota. Ia tidak bisa pergi sampai Liu Kangjian kembali. Di sisi lain, ia belum menemukan waktu yang tepat untuk kembali ke Yangzhou karena ada kekhawatiran akan pasukan hanba yang mungkin akan datang menyerang lagi ketika kekuatan militer Kekaisaran Kou tidak lengkap.

Tang Weiheng memijat pelipisnya letih dan menyenderkan punggungnya. Akhir-akhir ini ia tidak tidur dengan benar karena terlalu sibuk bekerja. Terlebih lagi menghadapi penyerangan seperti semalam membuatnya tidak tidur sama sekali. Melempar perkamen di tangannya, pria itu memilih untuk memejamkan matanya untuk beristirahat sejenak.

Tak butuh waktu lama hingga napas pria itu menjadi ringan dan teratur. Tang Weiheng dengan cepat tertidur. Waktu terus berjalan dan sekarang matahari mulai membenamkan dirinya di ufuk barat. Tang Weiheng masih menutup matanya hingga tiba-tiba alisnya berkerut.

Tang Weiheng bermimpi. Angin berhembus di kediaman Tang dan helaian rambut hitam yang halus dan lurus bergoyang ringan ditiup angin. Sosok yang sangat familiar dengannya sekarang berdiri di hadapannya memegang pergelangan tangannya dengan lembut. Mata yang selalu tampak berair itu memandangnya lekat-lekat dengan sorot yang malu-malu. Tang Weiheng tetap diam di dalam mimpinya dan memilih untuk mengamati orang dihadapannya dengan seksama.

Sama seperti sebelumnya, jarinya yang kasar bergerak mengelus pipi dengan sedikit lemak bayi itu. Matanya turun ke bawah mengamati bibir mungil dengan warna merah muda yang menggoda. Tampaknya bibir itu baru saja dijilat karena bibir itu tampak lembab dan berkilau. Mata Tang Weiheng menjadi semakin panas memandang wajah halus yang lembut di hadapannya ini.

Ketika Tang Weiheng tenggelam dalam lamunan di dalam mimpinya, panas yang akrab dengan tadi siang muncul di perut bawahnya. Merasakan kejanggalan, Tang Weiheng menurunkan matanya dan melihat gundukan yang muncul secara tak terduga di celananya. Menyadari hal yang salah dengan tubuhnya, Tang Weiheng melepaskan genggamannya pada wajah orang dihadapannya dan hendak memutar tubuhnya ketika sebuah tangan mungil menahan pergelangan tangannya dari belakang.

"Apa yang kau-" kalimat belum selesai dikatakan dan Tang Weiheng bungkam karena rasa kaget. Sosok dengan perawakan kecil itu tiba-tiba berlutut dan menyentuh gundukan di celana Tang Weiheng dengan tangan mungilnya. Wajahnya yang selalu malu-malu itu kini menatap Tang Weiheng dengan tatapan memohon, "Bolehkah aku?"

Tang Weiheng bangun dengan napas tersengal untuk kemudian ia mendapati dirinya ereksi karena mimpi musim semi. Ia berdecak dengan keras sebelum berusaha mengatur napasnya untuk memadamkan api yang bergejolak di bagian perut bawahnya.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang