Chapter 28🌺

243 13 18
                                    




Liu Wenhua menatap pintu utama dari ruang makan. Sudah menjadi rutinitasnya untuk duduk di ruang makan dan menunggu Tang Weiheng sarapan tiap paginya. Namun sejak pernikahan mereka, tak pernah sekalipun Tang Weiheng duduk untuk makan bersamanya. Terlebih setelah kejadian semalam.

Pagi ini, Tang Weiheng keluar untuk bekerja sepeti biasa. Akan tetapi, Liu Wenhua yang biasanya selalu membujuk dirinya untuk makan hanya terdiam di kursi ruang makan. Melihat kondisi Liu Wenhua, Tang Weiheng tetap berlalu tanpa peduli sedikitpun. Liu Wenhua berharap setidaknya, bahkan sedikit, Tang Weiheng akan mencoba untuk berbaikan dengannya. Karena ia hanya terus mendapatkan bahu yang dingin dari pihak lain, Liu Wenhua memutuskan untuk bersabar dan menerima semuanya.

Menghela napas, Liu Wenhua menghabiskan makanannya dan berencana pergi untuk mengurus beberapa berkas terkait produk baru yang dirilis atas saran Hong Kaibo. Ketika Liu Wenhua berdiri, pama Yuan yang berdiri di pojok meja ruang makan entah sejak kapan memanggilnya dengan lirih, "Fūrén..." Liu Wenhua menatap paman Yuan dan bertanya dengan lembut, "paman Yuan, ada apa?" wajah paman Yuan tidak menunjukkan raut yang baik. Pria tua itu mendekat dengan langkah kecil, "Fūrén, bisa kah kita bicara berdua?" Liu Wenhua mengangguk.

"Saya akan menyeduh teh, maukah Fūrén berbicara dengan saya di taman? Suasana hari ini sangat cerah dan bunga-bunga mekar dengan indah. Kemarin, saya meletakkan kursi dan meja taman yang indah agar Fūrén dan tuan bisa bersantai di taman. Bagaimana jika Fūrén mencobanya?" Liu Wenhua sekali lagi hanya membalas dengan anggukan. Paman Yuan pergi untuk menyiapkan teh dan Liu Wenhua berjalan menuju taman yang berada di tengah-tengah kediaman. Liu Wenhua mendapati kursi dan meja yang disebutkan paman Yuan diletakkan di bawah pohon willow. Liu Wenhua kemudian duduk di salah satu bangku.

Liu Wenhua memandang halaman dengan bata putih yang disusun di tengah lapangan menyerupai arena latihan. Ia tau jika itu adalah lapangan yang dibangun untuk memfasilitasi latihan Tang Weiheng di rumah. Memandang guratan pedang di arena Latihan, liu Wenhua tak bisa tidak memikirkan suaminya.

Setiap pagi, Tang Weiheng akan bangun lebih awal dari para pelayan untuk berlatih. Tak pernah sekalipun ia membolos atau berhenti melakukan latihan paginya. Sejak Liu Wenhua menemukan kebiasaannya ini, Ia selalu bangun di waktu yang sedikit pagi dari jadwal biologisnya untuk mengawasi Tang weiheng berlatih. Sosok Tang Weiheng yang lihai dalam mengayunkan pedangnya, selalu menjadi pemandangan yang memukau hati Liu Wenhua. Pria itu memang tak terbantahkan adalah sosok yang luar biasa. Melihat penampakannya yang bercucuran keringat setiap pagi, entah mengapa selalu membuat jantung Liu Wenhua berdebar. Liu Wenhua kemudian berbicara dengan paman Yuan agar dirinya mengambil tanggung jawab untuk melayani kebutuhan latihan pagi Tang Weiheng yang biasanya dilakukan oleh paman Yuan. Karena takut menganggunya latihan, Liu Wenhua akan selalu diam-diam meletakkan handuk bersih dan minuman di sisi lapangan untuk Tang Weiheng. Tang Weiheng memang selalu menemukan handuk bersih dan minuman di sisi lapangan akhir-akhir ini, tapi karena paman Yuan selalu menjadi orang yang menyediakannya ia berpikir bahwa orang yang melakukannya tetap paman Yuan.

Liu Wenhua senang melakukan rutinitas baru setiap harinya ini. Bahkan jika ia mengalami pertengkaran hebat dengan Tang Weiheng semalam, ia tetap menjalankan tugasnya tanpa melemparnya kembali pada paman Yuan.

Lamunan Liu Wenhua disudahi dengan paman Yuan yang datang mendekat dengan nampan berisikan teh dan camilan ringan di tangannya. Meletakkan barang di tangannya, paman Yuan menjelaskan, "Fūrén, ini adalah teh hitam yang dibawa jauh dari seberang lautan di barat. Rasanya akan sangat lezat jika dinikmati bersama kue lembut yang juga dibawa dari seberang lautan. Orang-orang menamainya Castella." Liu Wenhua mengucapkan terima kasih dan paman Yuan tersenyum menanggapi.

"Apa yang ingin paman bicarakan? Mari duduk bersamaku? Akan lebih nyaman berbincang seperti ini," paman Yuan mengiyakan dengan lembut dan duduk di kursi di hadapan Liu Wenhua. Melihat hanya ada camilan di meja untuknya sendiri, Liu Wenhua bermaksud memanggil Lan Jiao untuk mengambil bagian paman Yuan. Akan tetapi, pria tua itu menghentikannya dan mengatakan bahwa ia harus mengontrol gula darahnya. Liu Wenhua tertawa ringan mendengar penjelasan paman Yuan dan melepaskannya.

THE GENERAL'S HATED OMEGA WIFEWhere stories live. Discover now